Munculkan lebih banyak ide unik, Malang gelar Ignition Kedua Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Sabtu (11/2).
Merdeka.com, Malang - Malang sebagai kota pendidikan yang kaya akan sumber daya manusia berbakat dan berkualitas kembali mengadakan acara yang menyedot perhatian masyarakat sejak November 2016, yaitu Gerakan Nasional 1000 startup Digital melalui tahapan Ignition. Ignition jilid dua ini digelar pada 11 Februari 2017 di gedung pascasarjana Universitas Islam Negeri Malang dengan menghadirkan sejumlah pembicara andal untuk setiap sesi yang akan dibawakan.
Kegiatan ini digelar dalam empat sesi yang merupakan fokus dari Ignition kedua di Malang ini. Dua presentasi bertema Don’t start a business solve a problem dibawakan oleh Peter Shearer, Managing Director AR&Co serta Building the startup mindset yang akan disampaikan CEO Inagata, M. Miftahul Huda.
Kemudian ada dua diskusi panel dengan tema berbeda. Pertama, Flourishing the Next Generation of Global Startup Founder, di mana Leonika Sari, CEO Reblood dan Surya Salin, CEO Delman yang mengisi panel ini, dan dimoderatori oleh Yogu Artono, Founder Startup SpeakUp. Kedua, Coworking Space and the Future of Working diisi oleh Danton Prabawanto, CEO Beon Intermedia, Brillyanes Sanawiri, Founder Ruang Perintis, serta Gatot Hendraputra, Band Leader, Impala Space dengan moderator evangelist Bagus Berlian dari TEDxTuguPahlawan.
Di Malang sendiri sudah banyak bermunculan startup di bidang digital. Pada tahun 2014 lalu, ada sekitar 13 startup yang berhasil muncul dan berkembang di kota ini. Tentu saja setiap tahunnya jumlah startup terus bertambah. Menurut data yang disampaikan oleh salah satu komunitas startup di kota Malang, jumlah startup yang aktif pada saat ini lebih dari 30 perusahaan.
Bermula dari masalah hingga muncul ide yang cukup unik. Pada batch pertama Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Malang berhasil menemukan beberapa calon startup founder yang berasal dari latar belakang di luar dunia digital, salah satunya dokter.
Membawa misi untuk menyelesaikan persoalan di masyarakat khususnya masalah ASI di kalangan ibu dan balita, dokter yang aktif mengikuti segala kegiatan di Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ini pun kini semakin bersemangat untuk membangun tim dan mewujudkan startup impiannya.
"Menciptakan konsep bank ASI yang sesuai dengan kebutuhan dan juga sesuai dengan budaya yang ada di Indonesia. Sehingga mampu digunakan oleh ibu manapun yang kelebihan ASI dan balita yang kekurangan ASI," begitulah sekilas impian Meralda, seorang dokter yang semangat menjadi calon startup founder dari kota Malang.
Startup memang menjadi tempat di mana ide menjadi solusi sebuah masalah muncul dan terwujud. Juga menjadi wadah di mana banyak orang dari latar belakang berbeda bergabung menjadi satu tim yang solid membangun startup. Bahkan yang tidak memiliki latar belakang di dunia digital sekalipun bisa menjadi bagian dari perubahan Indonesia melalui startup.
"Startup tidak mungkin didirikan sendirian. Kita pasti butuh tim untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing. Dan pastikan tim yang kita bentuk mempunyai visi yang sama," kata Yansen Kamto dalam pembukaan workshop #1 di Malang. Ini membuktikan bahwa semua lapisan masyarakat dengan berbagai latar belakang pun bisa menciptakan solusi bagi masyarakat kota Malang.
Melihat antusiasme dan semangat besar dari anak muda setempat, serta dukungan dari komunitas, industri, dan pemerintah demi terciptanya startup founder di kota Malang, tentu akan semakin memudahkan tercapainya mimpi bersama bangsa Indonesia, khususnya kota Malang untuk membangun ekosistem startup digital.
Setelah menjalani fase Ignition, para peserta akan kembali dipertemukan dalam sesi networking di mana mereka akan saling mengenal lebih dekat satu sama lain, mempresentasikan ide, dan mulai mencari calon anggota tim. Sesi ini akan berlanjut ke tahap Workshop, Hacksprint, Bootcamp dan juga Incubation.