1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Si Biru JDM, tentang masa jaya yang berlalu

Tentang angkutan kota JDM, yang kehilangan masa kejayaan di jalanan kota Malang.

Siti Rutmawati. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Rabu, 02 November 2016 19:37

Merdeka.com, Malang - "Sebenarnya jalur JDM itu dulu ya lumayan. Karena memang jalur sekolahan dan kampus istilahnya. Karena sekarang kampus, sepeda kayak gitu. Dan lagi, siswanya sudah diantar orang tuanya sendiri. Ya jadi nongkrong kayak begini."

Itulah jawaban yang diberikan Antok, saat terlontar pertanyaan tentang aktivitas angkutan kota (angkot) jalur Joyogrand-Dinoyo-Mergan (JDM) saat ini. Antok, merupakan salah satu supir angkot JDM yang telah menjalani profesi tersebut sejak masa awal beraksinya mikrolet di jalanan kota Malang, yaitu sekitar tahun 1996.

Beberapa angkutan beserta sopir angkot atau mikrolet JDM terlihat menganggur, saat ditemui malang.merdeka.com beberapa saat lalu. Saat berbincang-bincang, muncullah ungkapan hati para sopir kendaraan yang sempat merasakan masa kejayaannya pada akhir tahun 1990an dan awal tahun 2000an.

Sekitar tahun 1996, merupakan masa transisi untuk peremajaan bemo menjadi mikrolet, sebagai angkutan umum utama di kota Malang. Mikrolet jalur AG merupakan angkutan pertama di kota Malang yang bertransisi dari bemo menjadi sebuah mikrolet.

Layaknya mikrolet yang ditemui saat ini, dahulunya bemo pun memiliki trayek khusus. Saat masa peremajaan, karena bemo digantikan dengan jenis mobil yang lebih kuat (mikrolet), maka jalur mikrolet pun lebih panjang dibandingkan dengan jalur bemo sebelumnya.
"Kalo bemo kan, karena motor kecil, jaraknya gak bisa jauh-jauh. Kalo ganti mobil kan jalurnya masih bisa diperpanjang"

Salah satunya adalah bemo jalur mergan-dinoyo. Setelah pergantian bemo menjadi mikrolet, jalurnya pun diperpanjang dan menjangkau area Joyogrand. Sehingga lahirlah jalur mikrolet, yang sekarang dikenal dengan JDM atau Joyogrand-Dinoyo-Mergan.

Mikrolet JDM, kata Antok, sempat menikmati masa jaya ketika awal peremajaan bemo hingga awal tahun 2000an. Saat itu, JDM merupakan mikrolet andalan para pelajar dan mahasiswa untuk berangkat dan pulang dari sekolah maupun kampus. Mengingat, jalur yang dilaluinya memang banyak melewati area sekolah dan kampus.

Mikrolet beserta Supir JDM
© 2016 merdeka.com/Siti Rutmawati

Hal serupa juga diungkapkan Muhammad, yang dahulunya bekerja sebagai Jupang JDM. Kini, Muhammad datang ke area parkir JDM bukan lagi untuk bekerja, melainkan hanya untuk bertemu dengan kawan-kawannya, para supir angkot JDM.

"Kalo mau memberangkatkan kan istilahnya ada upah jasa. Nah, untuk sekarang ini, karena angkutan sepi ya. Tapi karena gak mentolo (gak tega) ma teman-teman. Jadi, kesini cuman main-main aja," ungkap Muhammad.

Kini, tak dipungkiri, mikrolet yang satu ini terbilang sepi jika dibandingkan dengan mikrolet jalur lainnya. Bahkan, untuk memberikan setoran kepada sang pemilik angkot, sudah tak bisa dilakukan secara rutin, lantaran target setoran yang tak pernah bisa terpenuhi.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Pojok Ngalam
  2. Embong Malang
  3. Malang dalam Cerita
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA