1. MALANG
  2. PROFIL

3 langkah untuk memulai bisnis ala Renanthera Candra

Renanthera: Kendala modal dalam berbisnis harus dibantah dengan berani melangkah.

Siti Rutmawati. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Rabu, 26 Oktober 2016 19:27

Merdeka.com, Malang - Modal seringkali menjadi kendala utama seseorang untuk mulai menjalankan sebuah bisnis. Karena perkara modal pula, langkah seseorang mulai terhenti untuk menjalankan sebuah rancangan bisnis.

Namun, tidak demikian halnya dengan Renanthera Candra. Pengusaha muda ini memandang, modal adalah alasan klasik yang harus dibantah dengan terus melangkah. Berani melangkah adalah modal utama yang harus dimiliki oleh seorang enterpreneur.

Renanthera candra, merupakan seorang dosen di Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Tak memiliki latar belakang pendidikan bisnis maupun bidang ekonomi lainnya. Namun, langkah beraninya untuk masuk dan memulai bisnis mengantarkan dirinya menjadi seorang pengajar Kewirausahaan di Universitas Brawijaya.

Rendra-sapaan akrab Renanthera Candra- sebenarnya lahir dari keluarga akademisi. Ayahnya merupakan seorang Guru Besar di Universitas Brawijaya, dan ibunya pun sempat menjalani karir sebagai seorang dosen. Anak ke-empat dari lima bersaudara, Rendra terbilang menjadi satu-satunya anak yang nyeleneh dalam keluarganya. Bagaimana tidak? Keempat saudaranya menjalani profesi sebagai dokter. Namun, dirinya memilih jalannya sendiri, menjadi seorang seniman, yang kemudian menggeretnya ke dunia usaha.

Rupanya, Rendra memiliki ketertarikan yang lebih pada bidang seni. Selama sepuluh tahun, dirinya bergelut dengan grafiti. Layaknya pengetahuan umum, grafiti merupakan coret-coretan dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Biasnya grafiti menggunakan cat semprot kaleng sebagai alat.

Masih tertarik menggeluti bidang seni, Rendra memilih untuk bekerja sebagai designer lepasan, meskipun saat itu dirinya masih menyandang status sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi. Tak disangka, keinginannya bekerja tersebut mengantarkan ketertarikannya pada dunia bisnis.

Kenikmatan bekerja sempat membuat Rendra terlena saat itu. Rasa penasaran Rendra pada dunia bisnis, membuatnya sempat bekerja di beberapa perusahan, mulai dari sebuah rumah makan, perusahaan rokok, hingga perusahaan ternama di Indonesia.

Hotel Ciputra menjadi tambatan terakhir Rendra dalam dunia kerja. Pertemuannya dengan Bob Sadino empat tahun silam, seolah menjadi titik awal Rendra berani memulai bisnis.

Rendra mengatakan, Bon Sadino (almarhum) mengatakan bahwa ada tiga poin dalam bisnis, yakni kuliner, fashion, dan properti. Seolah terpacu dengan ucapan Sang Bob Sadino, kini Rendra telah menjalankan dua dari tiga poin tersebut. Rendra menjalani bisnis butik di jakarta, dan kini dia mulai memasuki dunia kuliner.

Sebagai seosrang akademisi sekaligus pelaku bisnis, Rendra menyampaikan bahwa untuk memulai bisnis orang harus bangun dari mimpinya. Bisnis bukanlah mimpi, melainkan sebuah kenyataan yang harus dijalani dengan melangkah.

"Orang kan sering bilang, bermimpilah kejar impianmu. Kalo saya nggak, bangun, tata strategi", tutur Rendra.

Rendra pun memberikan tiga langkah untuk memulai langkah di dunia bisnis. Pertama, kurangi euforia. Kedua, kurangi meeting karena meeting is bullshit.

"Kurangin namanya meeting. Meeting is bullshit. Soalnya, kalo orang meeting, mau beli gula, yang seharusnya bisa kebeli sambil mampir pulang, gara- gara meeting bisa kebeli seminggu. Terlalu banyak pertimbangannya," kata Rendra.

Terakhir, do it alias lakukan. Berani melangkah, terapkan disiplin dan profit akan datang.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Inspiratif
  2. Profil
  3. Anak Muda
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA