1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Mbah Rasimun, maestro seni payung kertas asal Kota Malang

Dedikasi Mbah Rasimun dalam melestarikan seni payung kertas diganjar penghargaan dari Sri Paduka Mangkunagoro IX Kasunanan Surakarta dan Mataya.

Mbah Rasimun. ©2017 Merdeka.com Editor : Siti Rutmawati | Contributor : Darmadi Sasongko | Rabu, 20 September 2017 12:02

Merdeka.com, Malang - Maestro seni payung kertas asal Kota Malang, Mbah Rasimun (90) masih terus berkarya di usia senjanya. Kulit keriput dan tubuh rentanya, tidak menyurutkan semangatnya menggoreskan cat di atas payung warna-warni.

Ketekunannya mengundang banyak kekaguman, bahkan hingga negeri manca. Penghargaan terbaru diterima Mbah Rasimun (90) dari Sri Paduka Mangkunagoro IX Kasunanan Surakarta dan Mataya.

Dedikasi Mbah Rasimun tidak ternilai dalam melestarikan seni dan budaya Indonesia melalui seni pembuatan payung kertas. Mbah Rasimun yang tinggal di Jalan LA Sucipto Gang Taruna 3, RT 04 RW 03, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang itu langsung didaulat bertemu Sri Paduka Mangkunagoro IX di Kasunanan Surakarta.

Mbah Rasimun saat menerima penghargaan dari Sri Paduka Mangkunagoro IX Kasunanan Surakarta
© 2017 merdeka.com/Humas Pemkot Malang

Mbah Rasimun juga sempat didaulat untuk menunjukkan kelihaiannya melukis payung kertas di depan para khalayak.

"Mbah Rasimun sudah membuat payung kertas sejak tahun 1945 dan konsisten hingga hari ini," kata Rusikin (38), putra Mbah Rasimun di Kota Malang, Kamis (20/9).

Kata Rusikin, awalnya payung kertas hasil kreasi Mbah Rasimun dijual dengan berkeliling dengan dipikul. Payung- payung itu dijajakan setiap muncul keramaian di Kota Malang dan sekitarnya.

Atas kegigihan dan keteguhan dalam berkarya dan berkreasi payung buatan Mbah Rasimun bisa tembus pasar internasional. Tidak sedikit pula para wisatawan mancanegara negara membeli payung payung karyanya.

"Kami dan keluarga Mbah Rasimun sangat bangga. Bapak saya bisa mendapatkan penghargaan dari Sri Paduka Mangkunagoro IX," kata Rusikin.

Kesuksesan Mbah Rasimun mengangkat Kota Malang di level nasional hingga internasional melalui karyanya. Bahkan dalam waktu dekat Mbah Rasimun diundang ke Thailand untuk sebuah pameran.

 

Penghargaan yang diperoleh Mbah Rasimun
© 2017 merdeka.com/Humas Pemkot Malang

 

Prestasi Mbah Rasimun memberikan motivasi bagi warga masyarakat untuk terus berkarya. Bahkan saat ini, warga bersama tokoh masyarakat setempat sedang mengembangkan Kampung Payung sebagai destinasi wisata.

Ide tersebut tidak lepas dari kebesaran 'payung-payung' Mbah Rasimun. "Pak RW dan warga akan berembug, bagaimana nantinya pengembangan Kampung Payung di lokasi Mbah Rasimun tinggal saat ini," kata Rasikin.

Sementara, seniman Yuyun Sulastri dari Karya Bunga Ngalam (Kabunga) sedang menyiapkan kolaborasi payung kertas karya Mbah Rasimun dengan lukisan Topeng Malangan. Karya itu akan dinamakan Payung Ngepot. Kata Ngepot sendiri merupakan bahasa 'walikkan' dari Topeng.

"Kami akan bekerja sama dengan seni lukis topeng di Desaku Menanti, sehingga kolaborasi ini diharapkan menjadi hal yang sangat positif di waktu mendatang," kata Yuyun.

Kolaborasi serupa, kata Yuyun, sebenarnya sudah pernah dilakukan Mbah Rasimun dengan Kabunga. Saat itu, payung kertas kreasi Mbah Rasimun dikombinasi dengan lukisan seorang pelukis ternama Kota Malang. Hasilnya Payung Kertas itu laris manis di pasaran, hingga dipesan wisatawan dari Jepang dan Perancis.

"Setelah Mbah Rasimun mendapat penghargaan, warga sekitar semangat untuk mengembangkan seni tersebut. Tentunya ini adalah peluang yang baik bagi tumbuhnya ekonomi warga," kata Yuyun.

 

PILIHAN EDITOR

(SR) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Inspiratif
  2. Info Kota
  3. Malang Kreatif
  4. Ngalam Kipa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA