1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Psikolog: ditanya kapan kawin? dibawa santai saja

Ternyata menurut Psikolog, jika mendapat pertanyaan 'kapan kawin?', tanggapi saja dengan santai biar tidak semakin baper.

Ilustrasi Kapan Kawin. ©2017 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Jum'at, 30 Juni 2017 00:02

Merdeka.com, Malang - Pada momen lebaran yang kerap terganggu karena pertanyaan 'kapan kawin?' serta berbagai pertanyaan kapan lainnya sebenarnya ada cara mudah untuk mengatasi perasaan resah yang muncul karena pertanyaan tersebut. Psikolog, Risa Rahmawati menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada yang salah dengan pertanyaan semacam itu, hanya saja kadang seseorang memberi respons secara berlebihan.

"Sebenarnya tidak ada yang salah dari pertanyaan tersebut, yang salah sebetulnya adalah ketika orang tersebut menanggapinya secara berlebihan atau lebih mudah 'baper'," jelas Risa.

Respons seseorang yang berlebihan ini bahkan disebut oleh Risa dapat menyebabkan akibat yang lebih buruk bagi dirinya. Pasalnya hal ini dapat memengaruhi berbagai macam hal.

"Karena kalau kita sudah menanggapinya secara berlebihan, otak kita berputar lebih keras kemudian memengaruhi situasi, ekspresi, mood, dan sebagainya," ujarnya.

Terkait respons yang berlebihan ini, Risa menyebutnya tergantung dari tiap individu yang mendapat pertanyaan tersebut. Hal ini disebabkan karena sesungguhnya otak manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk memproses sebuah pertanyaan yang diterima.

Sebuah pertanyaan atau permasalah yang berat dapat diolah oleh otak seseorang menjadi sebuah hal yang ringan. Namun hal yang sebaliknya juga dapat terjadi terhadap sebuah masalah yang sesungguhnya ringan.

"Sebetulnya, manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk menyikapi pertanyaan, apakah menjadi berat, menjadi light, mau jadi enggak dipikirin juga bisa. Jadi kalau kita melihat ini sebagai sesuatu yang beban, bebanlah dia," jelasnya.

Oleh karena itu, Risa menyarankan jika seseorang mendapat pertanyaan-pertanyaan kapan seperti itu, maka sebaiknya tidak dimasukkan ke hati. Dia menyebut bahwa menjadi 'baper' dapat menghasilkan dampak buruk pada diri orang tersebut.

"Mending diajak bercanda aja, karena belum tentu juga niatnya jelek. Bisa jadi memang (penanya .red) benar-benar ingin tahu atau mungkin cuma ingin basa-basi," ujarnya.

Walau begitu, Risa juga tetap menyarankan bagi orang yang biasa bertanya hal-hal tersebut untuk sebaiknya tidak melontarkan pertanyaan serupa itu lagi. Hal ini karena bentuk pertanyaan seperti itu bisa jadi sangat personal dan sensitif bagi beberapa orang.

"sebaiknya tidak ditanyakan di depan umum, even tidak usah ditanyakan sama sekali karena sangat personal dan sensitif," tandasnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Ramadan 2017
  2. Lebaran 2017
  3. Kapan Kawin
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA