1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Bagi masyarakat Indonesia, pertanyaan kapan kawin sudah jadi hal biasa

Dari sudut pandang sosiologi, bahasa, dan psikologi, ternyata pertanyaan 'kapan kawin?' itu sesungguhnya adalah hal yang biasa di Indonesia.

Ilustrasi Kapan Kawin. ©2017 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Rabu, 28 Juni 2017 12:11

Merdeka.com, Malang - Mengakarnya pertanyaan dalam bentuk 'kapan kawin?', 'kapan lulus?', dan lain sebagainya pada masyarakat Indonesia ternyata disebabkan karena budaya. Pada masyarakat Indonesia, pertanyaan awal dan basa-basi menyangkut berbagai hal-hal yang pribadi sebenarnya bukanlah sesuatu hal yang aneh.

Ardhana Reswari, dosen bahasa Indonesia dari Universitas Kanjuruhan Malang menyatakan bahwa bentuk pertanyaan seperti itu dapat dikaitkan dengan budaya masyarakat Indonesia. Salah satu alasan utamanya adalah karena keramahan yang memang dimiliki oleh masyarakat timur khususnya masyarakat Indonesia.

"Keramahan masyarakat timur seperti di Indonesia membuat percakapan yang mungkin dianggap sensitif bagi masyarakat barat, menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat kita," jelas Ardhana.

Budaya yang ramah tersebut membuat beberapa pertanyaan basa-basi yang menyangkut hal-hal pribadi jadi biasa untuk ditanyakan. Namun kadang hal ini jadi bermasalah jika orang yang diberi pertanyaan tersebut mempunyai sikap yang berbeda.

"Selain budaya menanyakan kabar ketika jarang bertemu, budaya menanyakan kapan menikah?, sudah menikah? Dan sudah punya berapa anak? Menjadi hal yang lumrah dan umum ditanyakan. Sebenarnya yang menjadi permasalahan sekarang adalah lawan tuturnya yang mungkin sensitif ketika ditanya hal tersebut," jelasnya.

Masalah budaya masyarakat ini juga diamini oleh Winin Maulidya Saffanah, dosen Sosiologi dari IKIP Budi Utomo. Winin menyebut bahwa munculnya pertanyaan semacam 'kapan kawin?' menjadi hal yang lumrah karena memang kebiasaan masyarakat di Indonesia yang sering membicarakan hal-hal pribadi.

"Bagi masyarakat Indonesia, pertanyaan pribadi merupakan hal yang patut untuk dilontarkan bahkan ketika berpapasan di jalan bisa saja muncul pertanyaan seperti ini," ujar Winin.

Cara pikir masyarakat juga membuat pertanyaan seperti ini menjadi hal yang biasa ditanyakan sehari-hari terutama ketika bertemu saudara jauh atau teman lama.

"Pertanyaan kapan ini cenderung dari orang-orang yang memang tidak begitu dekat karena kalau yang dekat sudah mengetahui kondisinya," jelas Winin.

Dari sudut pandang psikologi sosial, Psikolog, Risa Rahmawati menyebut bahwa munculnya pertanyaan seperti 'kapan kawin?' ini berasal dari tuntutan masyarakat sekitar. Sebagai contoh, pada pertanyaan 'kapan kawin?', Risa menganggap bahwa pertanyaan ini muncul karena tuntutan dari lingkungan sosial untuk mempertahankan keberlangsungan generasional masyarakat itu sendiri.

"Hal tersebut merupakan tekanan atau tuntutan yang disampaikan oleh lingkungan sosial untuk dapat mempertahankan adat atau kebiasaan untuk mempertahankan keberlangsungan generasional masyarakat itu sendiri, karena menikah dan punya anak memiliki fungsi prokreasi atau reproduksi," tandas Risa.

PILIHAN EDITOR

 

(RWP)
  1. Ramadan 2017
  2. Lebaran 2017
  3. Kapan Kawin
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA