Ini alasan kenapa pertanyaan semacam kapan kawin sering kita hadapi ketika momen-momen seperti hari lebaran tiba.
Merdeka.com, Malang - Pada momen bertemu keluarga atau bereuni dengan teman lama pada momen Lebaran, seringkali kebahagiaan jadi terganggu dengan berbagai pertanyaan yang mengganggu. Salah satu pertanyaan yang membuat suasana menjadi tidak nyaman dan membuat ingin lekas menyudahi pertemuan itu adalah munculnya berbagai pertanyaan yang dimulai dengan kata 'kapan' terutama dalam bentuk 'kapan kawin?".
Walau seringkali tidak begitu diperhatikan oleh penanya, adanya pertanyaan itu sering menimbulkan rasa gelisah dan jengah pada orang yang mendapat pertanyaan tersebut. Lantas kenapa sih pertanyaan-pertanyaan serupa 'kapan kawin?' serta berbagai varian lainnya kerap bertebaran di saat lebaran ini.
Winin Maulidya Saffanah, dosen Sosiologi dari IKIP Budi Utomo menyebut alasan mengapa hal ini kerap terjadi ketika lebaran tiba. Hal ini terjadi lantaran bertemunya seseorang dengan anggota keluarga lain atau teman yang memang tidak begitu dekat.
"Pertanyaan ini selalu muncul pada hari raya karena bertemu teman atau keluarga yang tidak begitu dekat di hari raya ini. Pokoknya pada momen-momen pertemuan keluarga dan liburan bertumpuk saat reuni seperti natal dan hari raya," jelas Winin.
Menurut Winin, adanya anggota keluarga atau teman yang tidak begitu dekat ini menyebabkan munculnya pertanyaan seperti ini. Bentuk pertanyaan 'kapan kawin?' ini sendiri muncul karena memang kebiasaan masyarakat di Indonesia yang sering membicarakan hal-hal pribadi.
"Pertanyaan kapan ini cenderung dari orang-orang yang memang tidak begitu dekat karena kalau yang dekat sudah mengetahui kondisinya," jelas Winin.
Bagi Indra Cahya (27), pertanyaan seperti ini sering diterimanya sebagai bentuk basa-basi semata. Tidak adanya bahan pembicaraan yang cocok membuat pertanyaan semacam ini sering diterima ketika bertemu orang lain.
"Sepertinya cuma mencari bahan ngobrol begitu. jadinya malah basa basi panjang," jelas Indra.
Pandangan tentang basa-basi sebagai bahan pembicaraan pada momen bertemu keluarga ini juga disepakati oleh Ikhwanussofa (30). Dalam pandangannya, pertanyaan ini hanya muncul sebagai bentuk basa-basi yang digunakan sebagai bahan pembicaraan agar lebih dekat dengan lawan bicara saja.
"Mungkin yang tanya itu pengen mengakrabkan diri tapi tidak punya bahan pertanyaan jadinya gitu," ujarnya.