1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Tugu Kemerdekaan Kota Malang, bukan hanya sebatas monumen

Pernah dihancurkan Belanda hingga kemudian dibangun lagi, Tugu Balai Kota Malang bukan hanya merupakan penanda saja tapi juga identitas Malang.

©2017 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Kamis, 27 April 2017 20:19

Merdeka.com, Malang - Salah satu ikon yang paling terkenal dari kota Malang adalah Tugu yang terletak di Balai Kota. Selain karena memang lokasinya yang mudah dijangkau oleh semua orang, Tugu Balai Kota ini juga memiliki keindahan baik yang membuatnya sempurna sebagai salah satu ciri khas dan objek yang disukai sebagai tempat berfoto bagi banyak orang.

Walau Tugu yang terdapat di alun-alun ini sangat identik dengan Balai Kota, namun sesungguhnya kedua bangunan tersebut tidak lahir secara bersamaan. Pada awalnya, Balai Kota Malang berada lebih dahulu dan tugu yang ada itu baru berdiri puluhan tahun kemudian. Dalam buku 'Dua Kota Tiga Zaman: Surabaya dan Malang sejak Kolonial Sampai Kemerdekaan', Purnawan Basundoro menulis mengenai satu dari dua alun-alun yang dimiliki oleh Malang ini.

Sebelum adanya Tugu, alun-alun di depan Balai Kota Malang hanyalah berupa tanah kosong dan pada waktu itu dikenal sebagai J.P. Coen Plein. Nama J.P. Coen atau Jan Pieterszoon Coen sendiri merupakan salah satu gubernur jenderal Hindia Belanda.

Wilayah yang menjadi cikal bakal dibangunnya tugu ini sendiri merupakan sebuah wilayah yang didirikan dan ditata khusus oleh pemerintah kota Malang di bawah pendudukan Hindia Belanda. Oleh karena itu, di sekitarnya terdapat Balai Kota Malang serta sekolah HBS yang kini menjadi SMAN 1,3, dan 4.

Sepanjang masa Hindia Belanda di Malang, taman di depan balaikota tersebut tetap menjadi sebuah taman yang kosong. Kondisi itu akhirnya berubah setelah dilakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1946 tepatnya di tanggal 17 Agustus, akhirnya dilakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan tugu ini.

Pembangunan tugu ini sekaligus menjadikannya tugu kemerdekaan pertama yang didirikan. Pendirian ini sekaligus menjadi simbol bahwa wilayah sekitarnya yang dulu merupakan pusat administrasi Belanda telah dikuasai sepenuhnya oleh Republik indonesia. Namun sayangnya, ketika tugu ini belum sepenuhnya jadi, terjadi agresi militer Belanda I pada tahun 1947.

Malang Bumi Hangus
© pusakaindonesia.perpusnas.go.id/pusakaindonesia.perpusnas.go.id

Setelah berhasil menguasai Malang, tentara Belanda awalnya mengganti tugu itu dari yang semula tugu kemerdekaan menjadi pemujaan terhadap Belanda. Pada tugu itu diberi mahkota kerajaan Belanda serta bendara merah putih biru. Namun pada akhirnya tugu ini dihancurkan juga pada masa agresi tersebut.

Pada tahun 1950, mulai muncul usaha untuk menghadirkan kembali tugu di depan Balai Kota Malang. Akhirnya pada waktu itu dibentuk panitia pembangunan tugu tersebut dan pembangunan benar-benar selesai pada tahun 1953.

Pembukaan Tugu Kemerdekaan di alun-alun itu sendiri dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Dalam pembukaan tersebut, rakyat membludak ingin menyaksikan kembali Tugu serta kehadiran sosok proklamator tersebut.

Kehadiran Tugu sebagai identitas kota Malang semakin menguat ketika pada tahun 1970 Pemkot Malang mengubah lambang kota menjadi gambar Tugu. Hingga saat ini, Tugu kota Malang masih tetap kukuh berdiri dan menjadi salah satu lambang yang juga merupakan identitas dari kota ini.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Sejarah Malang
  2. Ngalam lawas
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA