Berdiri megah di pusat kota Malang, Gereja Khatolik Hati Kudus Yesus merupakan gereja tertua di kota Malang.
Merdeka.com, Malang - Berdiri megah di pusat kota Malang, Gereja Khatolik Hati Kudus Yesus merupakan salah satu bangunan rumah ibadah berusia tua dengan nilai historis yang tinggi. Gereja yang populer dengan nama Gereja Kayutangan ini merupakan gereja tertua di kota Malang.
Gereja ini merupakan hasil rancangan seorang arsitek Belanda yang bernama Marius J. Hulswit, dan dibangun pada akhir tahun 1905. Hulswit sendiri merupakan seorang arsitek yang menamatkan pendidikannya di Kunstniverheidschool Quellinus di Amsterdam, Belanda. Kunstniverheidschool Quellinus sendiri merupakan sekolah seni yang dipimpin oleh Petrus Josephus Hubertus Cuypers, seorang arsitek Neo-Ghotic di Belanda.
Melihat latar belakang tersebut, tak heran jika Hulswit meletakkan konsep Neo-Ghotic pada gaya arsitektur gereja Kayutangan. Gaya arsitektur ini memang sempat mewabah di Eropa pada abad XIX. Bangunan yang didirikan dengan gaya arsitektur Neo-Ghotic tidak dipengaruhi oleh lingkungan yang ada. Pandangan ini berdasar pada pendapat bahwa perkembangan arsitektur Neo-Ghotic tidak lebih dari seni menghias bangunan.
Gaya arsitektur Neo-Ghotic pada gereja Katholik Hati Kudus Yesus terlihat pada ruang-ruang bangunan yang membentuk busur, dengan kolom dan kuda-kudanya yang menjadi satu. Atapnya membentuk kubah yang disertai pilar-pilar yang tinggi. Bangunan bagian depan gereja terlihat pintu utama gereja yang tinggi dengan lengkungan yang khas. Di kanan kiri pintu tersebut terdapat dua menara dengan gaya Neo-Gothic yang khas.
Kedua menara tersebut dibangun belakangan, yakni pada pertengahan Desember 1930 dengan pemberkatan dari Monseignur Clemens van der Pas. Saat itu, Mgr Clemens menjabat sebagai Prefer Apostolik Malang pertama, tepatnya pada tahun 1927.