Massa yang menamakan diri Arek Malang menuntut pemerintah melakukan mediasi untuk penyelesaian masalah dualisme Arema.
Merdeka.com, Malang - Kelompok massa suporter yang menamai diri sebagai Arek Malang, menggelar aksi di gedung DPRD Kota Malang, rabu (30/12) pagi. Dilansir dari Bola.net, mereka menuntut agar pemerintah melakukan mediasi untuk mengakhiri konflik dualisme di tubuh Arema.
M. Firman Anang, koordinator aksi tersebut menegaskan bahwa mereka tidak memihak salah satu klub yang terkait dualisme. Mereka menegaskan hanya menginginkan dualisme ini diakhiri dan Arema kembali satu.
"Yang pasti, dari awal tujuan kita adalah satu Arema," ujar Yez, sapaan karib Firman Anang.
"Kami tidak tahu nanti bakal islah atau seperti apa, yang terpenting suporter tahunya Arema satu," sambungnya.
Yez juga mengatakan bahwa dia tidak peduli cara yang digunakan untuk menyelesaikan dualisme ini. Namun mereka menegaskan akan menghormati proses apapun yang dilakukan.
"Kita akan hormati upaya-upaya apapun yang dilakukan," tuturnya.
Konflik dualisme ini disebut Yez juga membawa dampak negatif bagi para suporter. Adanya dualisme ini membuat munculnya perpecahan di kalangan suporter dan masyarakat.
"Timbul semacam saling bully. Ini yang kita nggak inginkan," ucapnya.
"Kami inginnya kita satu suara dan Malang tetap kondusif," tandasnya.
Pada aksi ini, usai membacakan tuntutan, perwakilan dari massa Arek Malang diterima oleh anggota DPRD kota Malang. Usai berdialog, massa kemudian beranjak ke stadion Gajayana Malang.