Malang

Merdeka.com, Malang - Sejak 2170 SM, beberapa legenda dan mitos bergulir di balik perayaan kue bulan (Mooncake). kisah sang pemanah Huo Yi adalah salah satu mitos yang paling terkenal.

Pada masa itu, jumlah matahari yang terlalu banyak membuat bumi sangat panas, sehingga orang-orang menderita kekeringan dan kelaparan. Sumber-sumber air mengering, dan tanaman pun rusak. Huo Yi dikisahkan berhasil memanah delapan matahari di langit dan akhirnya hanya menyisakan satu.

Atas keberhasilannya, raja menghadiahi Huo Yi pil panjang umur. Sayangnya, Chang Er, kekasih Huo Yi, menelan pil tersebut sehingga mendapat kehidupan abadi di bulan sebagai Dewi Bulan.

Huo Yi menyesali kejadian itu, namun tak kuasa mengubah keadaan. Untuk mengobati kerinduannya, setiap tanggal 15 bulan ke-8, Huo Yi duduk minum teh dan menikmati kue sambil menunggu Chang Er menampakkan diri ketika bulan purnama.

Legenda lain menyebutkan, penghormatan kaum petani kepada Dewi Bulan pada tanggal tersebut lantaran panen yang berlimpah. Para petani lalu membuat dan mempersembahkan sejenis kue berisi bulatan kuning telur utuh yang menjadi simbol bulan purnama sebagai rasa syukur kepada Dewi Bulan.

Itulah beberapa kisah yang bergulir dalam kue manis bundar berukir tulisan China yang dikenal dengan sebutan kue bulan. Mooncake lazim dibuat untuk memeriahkan pesta atau sekadar berkumpul bersama keluarga sambil meneguk teh China yang pahit. Mooncake juga kerap dihadirkan dalam perayaan rutin tahunan sebagai penanda akhir musim panen.

Und Corner–Hotel Tugu Malang, menyediakan Special Mooncake tersebut mulai tanggal 1 – 30 September 2016. Special Mooncake sangat sesuai untuk hantaran kolega dan kerabat sambil di iringi harapan yang baik.

Informasi dan pemesanan:
Meme; 0341-363891/366951 / 083848569034.