Nasi buk Madura yang biasa kita cicipi ternyata merupakan kuliner khas yang muncul dan tumbuh di kota Malang.
Merdeka.com, Malang - Bagi orang Malang, sangat mudah untuk dapat menemukan warung nasi buk yang cukup lezat. Nasi buk adalah makanan berupa nasi yang dicampur dengan sayur lodeh atau kadang rebung, serundeng, empal atau jeroan, dendeng manis, serta satu hal yang tak boleh terlewat adalah sambalnya yang sangat mantap. Walau orang Malang sering mengenalnya sebagai nasi buk Madura, tetapi kuliner yang satu ini sebenarnya merupakan salah satu kuliner khas Malang.
Salah satu nasi buk pertama yang berjualan di Malang adalah nasi buk Matirah. Nasi buk sendiri sebenarnya merupakan nasi campur yang biasanya dijual oleh ibu-ibu yang berasal atau memiliki darah Madura. Istilah "buk" sendiri muncul karena memang penjual dari nasi ini yang hampir selalu perempuan dengan usia cukup matang atau ibu-ibu.
Pada awalnya nasi buk Matirah ini dijual di daerah gang Semarang yang berada di sekitar jalan Zainul Arifin. Namun saat ini warung tersebut berada di jalan Trunojoyo, pada deretan warung-warung di samping stasiun Kota Baru, malang. Warung ini cukup ramai dengan berbagai hidangan lain seperti rawon khas madura serta makanan lainnya.
Hal yang sangat menyenangkan dari makan nasi buk adalah kebebasan untuk memilih apa saja yang mau dicampurkan dalam piring. Terdapat berbagai macam lauk yang bisa dipilih seperti babat, paru, jantung, empal, ayam, kikil, sate daging dan masih banyak lainnya. Selain itu juga terdapat pilihan jangan atau sayur berupa lodeh atau rebung. Untuk membuat piring semakin penuh, beberapa penjual juga menawarkan bali telor dan tahu yang dapat dipilih untuk melengkapi hidangan tersebut.
Satu hal yang membuat nasi buk semakin identik dengan kota Malang adalah karena terdapat mendol yang disajikan sebagai pendamping dari nasi buk tersebut. Pada saat ini cukup mudah menjumpai ibu-ibu penjual nasi buk di wilayah sekitaran Malang. Selain warung nasi buk Matirah, beberapa warung lain yang dapat dicoba adalah warung Sholawat di jalan Kawi serta nasi buk gang Semarang di jalan Zainul Arifin.
Selain di warung, banyak juga penjual nasi buk kaki lima yang tidak kalah lezatnya seperti di jalan kawi atas dan di depan toko jam Ika, pasar besar Malang. Hanya saja pada penjual kaki lima ini harus benar-benar pagi karena biasanya pada jam 9 dagangan mereka telah habis.