Terbujuk janji, Syahrul Munif berangkat ke Suriah lantaran diimingi uang puluhan juta. Tetapi, kenyataannya hanya mendapat Rp 600 ribu.
Merdeka.com, Malang - Terduga teroris Syahrul Munif (35), berangkat ke Suriah karena terbujuk oleh janji yang akan memberinya pekerjaan lebih baik. Tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Syahrul merasa kecewa dan tertipu, karena semua yang dijanjikan tidak sesuai. Padahal, saat itu berangkat ke Suriah berharap mendapatkan modal untuk usaha di Indonesia.
"Kalau dari keterangan istrinya, ke Suriah golek duit (cari uang). Merasa tertipu, ternyata tidak sesuai yang diiming-imingkan. Katanya dikasih beberapa puluh juta, ternyata hanya Rp 600 ribu, dapat apa uang segitu hidup di negeri orang," kata Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung mengutip pengakuan istri Sahrul, Senin (19/6)
Lewat istri Syahrul, juga diperoleh pengakuan bahwa suaminya begitu pulang sudah tidak berhubungan dengan teman-temannya. Keseharian hanya membantu berdagang baju dan buku.
Syahrul Munif diamankan oleh Tim Densus 88 Antiteror Senin (19/6) sekitar pukul 08.30 WIB. Ia diamankan sekitar 20 meter dari tempat kosnya, Jalan Wijaya 11 A, Desa Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Syahrul lahir di Jember, 9 Juli 1982 tercatat sebagai warga Perum Bumi Mondoroko Raya AJ - 69 Rt. 4/13 Desa Watugede Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Ia diamankan saat mengendarai sepeda motor sendirian saat keluar dari tokonya.
Syahrul diduga bagian dari jaringan JAD (Jamaah Ansharut Daulah) yang bergabung dengan Abu Jandal. Ia pernah berangkat ke Suriah bersama lima orang temannya, di antaranya Helmi Alamudi (Yayasan Mega Mendung Pisang Candi), Abdul Hakim (Embong Arab) dan Junaidi (Bumiayu) yang sudah ditangkap sebelumya.
"Ini sekaligus sebagai pembelajaran kepada yang lain, jangan sampai tertipu. Dijanjikan dikasih gaji besar, kenyataannya seperti ini," tegas Ujung.