Teknik injeksi diharapkan dapat menjadi solusi meredakan kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supiturang, Kota Malang. Sejumlah titik kebakaran masih tampak mengepulkan asap, kendati tidak terlihat kobaran api.
Walikota Malang, Sutiaji mengambil langkah dan menginstruksikan kepada Dinas Lingkugan Hidup (DLH), Satpol PP, BPBD, Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Disperkim, Dinsos, dan Dinkes berupaya memadamkan api. Selain itu juga meminta segera mengambil tindakan untuk masyarakat yang terkena dampak khususnya dari segi kesehatan.
"Ini musibah yang harus kita atasi sesegera mungkin dan ini tentu menjadi tanggung jawab kita bersama," ujarnya, Senin (21/10) .
Cuaca kemarau panjang dan angin yang cenderung kencang berpotensi menyebarkan bara api ke titik lain. Setiap tahun potensi musibah selalu ada, tentu bukan karena kesengajaan. Kemarau panjang yang cukup panas sehingga memicu gas metan terbakar.
"Saat ini kami berupaya untuk melakukan injeksi pendinginan ke dalam timbunan sampah agar air bisa masuk sampai ke titik api. Ini salah satu inovasi dari Damkar Kota Malang karena memang baru kami yang memilikinya," katanya.
Hanya saja, saat ini baru memiliki 2 alat injeksi dan masih akan ditambahkah 5 alat lagi untuk memadamkan bara api. Karena sebetulnya dibutuhkan 7 alat injeksi yang dipasang per 200 meter di lokasi kebakaran.
"Nantinya air yang masuk ke alat injeksi akan terus dialirkan tanpa henti sampai bara api yang ada di dalam benar-benar padam. Jadi selain penyiraman air dari atas kami juga akan melakukan pemadaman api di dalam tumpukan sampah menggunakan alat injeksi," tegasnya.
TPA Supiturang terbakar sejak seminggu terakhir yang diakibatkan dari gas metan sampat yang mudah terbakar, selain pengaruh musim kemarau. Walikota Malang, H. Sutiaji beserta Sekretaris Daerah Kota Malang, Wasto dan Kepala Perangkat Daerah meninjau langsung lokasi kebakaran di TPA Supiturang.