Menekan angka balita kurang gizi, Pemkot Malang melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT), membagikan biskuit dan susu.
Merdeka.com, Malang - Menekan angka penderita kurang gizi, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) membagikan biskuit dan susu kepada balita, siswa sekolah dasar dan ibu hamil. Melalui kader kesehatan di masing-masing lingkungan penerima PMT, pemerintah juga melakukan pemantauan agar gizi mereka tetap bisa terpenuhi. Sasaran utama PMT adalan orang-orang yang berpotensi dan rawan terkena gizi buruk.
"Makanan tambahan yang kami berikan ini untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka selama tiga bulan ke depan," terang Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Asih Tri Racmi Nuswantari, Senin (7/8), dilansir Antara Jatim.
Asih menuturkan, ibu hamil kurang gizi rawan mengalami pendarahan, pertumbuhan janin tidak normal, dan kemungkinan terparah dapat menyebabkan kematian bagi ibu saat melahirkan. Sehingga, kebutuhan gizi ibu hamil harus diperhatikan secara ekstra.
Sementara balita dan anak usia sekolah, imbuhnya, jika kekurangan gizi akan berdampak pada gangguan tingkat kecerdasan dan pola pikir. Karena itu, Pemkot Malang memberikan PMT dengan harapan dapat menekan terjadinya gizi buruk.
"Jumlah balita dan anak-anak kurang gizi di Kota Malang memang sudah berkurang, namun masih tetap ada. Selama kemiskinan belum teratasi, penderita kurang gizi pasti masih akan tetap ada," ujarnya.
Tercatat pada tahun 2016, terdapat hampir 61 ribu balita di Kota Malang, dan 22 diantaranya menderita gizi buruk. Kekurangan gizi pada balita, rata-rata disebabkan kurangnya asupan karbohidrat dan protein. Selain itu, dipengaruhi pula oleh faktor keturunan, contohnya orang tua bayi yang kekurangan gizi saat melahirkan, maka bayinya juga akan mengalami kekurangan gizi.
Balita kurang gizi diindikasikan dengan berat badan tidak seimbang dengan usianya, kulit keriput, rambut mudah rontok, tulang belakang menonjol, dan mudah rewel. Kekurangan gizi pada anak-anak berimbas pada pertumbuhan yang terganggu, kecerdasan menurun, dan kesulitan mengikuti pelajaran.
Mengantisipasi balita kekurangan gizi, Dinkes mengimbau agar ibu rajin memeriksakan anaknya ke posyandu. Dengan demikian, gizi anak akan teridentifikasi, sehingga tidak sampai kekurangan maupun kelebihan. Di Kota Malang sendiri, terdapat 647 posyandu yang tersebar di lima kecamatan.
"Harapan kami, dengan adanya makanan tambahan atau suplemen tambahan ini bisa meminimalisasi balita atau anak-anak yang kekurangan asupan gizi, sehingga bisa terhindar dari gizi buruk," pungkasnya.