Kelurahan Polowijen yang dipercaya sebagai tanah kelahiran Ken Dedes, diresmikan sebagai kampung Wisata Budaya Kota Malang, Minggu (2/4).
Merdeka.com, Malang - Kelurahan Polowijen yang dipercaya sebagai kelahiran Ken Dedes, diresmikan sebagai kampung Wisata Budaya Kota Malang. Kampung berikut sejumlah situs kebudayannya akan dikembangkan sebagai daerah kunjungan wisata.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, Kampung Budaya Polowijen memiliki sisi historis yang kuat. Karena itu Pemkot Malang mendorong agar kampung tersebut memiliki ciri khas dan menjadi kunjungan wisatawan.
"Salah satu langkahnya dengan menggandeng travel agent, yang nantinya akan mengarahkan wisatawan berkunjung ke Kampung Budaya. Kita akan berikan juga pernak-pernik untuk penguat ciri khas yang ada dalam kampung Budaya," kata Ida Ayu usai meresmikan Kampung Budaya Polowijen, Minggu (2/4).
Kehadiran Kampung Budaya Polowijen menambah sejumlah kampung wisata tematik yang berada di Kota Malang. Sebelumnya telah dicanangkan Kampung Glintung Go Green, Kampung Warna-Warni Jodipan, Kampung Tridi, Kampung Petik Sayur dan Kampung Budaya Polowijen.
Kelurahan Polowijen sendiri memiliki sejumlah situs sejarah yang terkait dengan sejarah Kerajaan Singosari dan kesenian Topeng Malangan. Situs tersebut di antaranya Sumur Windu Ken Dedes, sejarah Mpu Purwa, Joko Lulo dan makam keluarga penggagas tari topeng Malangan Mbah Reni dan Mbok Gundari.
Walikota Malang, Mochammad Anton menyambut positif keberadaan Kampung Budaya Polowijen. Lokasi tersebut merupakan warisan pendahulu yang harus dikembangkan.
"Uri-uri budaya ini sangat penting dan harus dilakukan, karena itu saya mengapresiasi positif," kata Anton.
Selain upaya menjaga warisan budaya, keberadaan kampung itu juga diproyeksikan menjadi tujuan wisata. Kehadiran Kampung Budaya Polowijen diharapkan menjadi daya tarik wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Pada kesempatan itu, Anton juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Kendedes, di RT 03, RW 02 Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing.
Perlu diketahui, kelurahan Polowijen terkait erat dengan Kerajaan Singosari di abad 12. Polowijen dalam sejarahnya disebut Panawidyan atau Panawidjen yang merupakan tanah perdikan, tempat tinggal Mpu Purwa, seorang Buddha Mahayana.
Mpu Purwa sendiri adalah ayah dari Ken Dedes yang tumbuh dan besar di kampung tersebut. Ken Dedes remaja akhirnya diculik dan diperisteri oleh Akuwu Singasari, Tunggul Ametung.
Lewat peristiwa berdarah, Ken Dedes kemudian diperistri oleh Ken Arok, raja Singosari. Lewat rahim Ken Dedes dipercaya raja-raja di Jawa bermula.