1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Ruhut nilai isu mahar Rp 500 M jadi simalakama buat koalisi Prabowo-Sandi

Juru bicara pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ruhut Sitompul menilai kasus mahar politik masuk dalam ranah pidana.

©2018 Merdeka.com Editor : Rizky Wahyu Permana | Contributor : Darmadi Sasongko | Minggu, 26 Agustus 2018 17:25

Merdeka.com, Malang - Juru bicara pemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ruhut Sitompul menilai kasus mahar politik masuk dalam ranah pidana. Menurut dia, hal itu harus diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku yakni Undang-undang Pemilu.

"Jelas itu dilarang oleh undang-undang istimewa berkaitan dengan Pemilu. Enggak benar kalau ada yang mengatakan enggak ada sanksinya, siapa bilang? Itu bisa menjadi pidana, karena dasar hukumnya jelas," kata Ruhut Sitompul usai menghadiri penganugerahan Fadel Muhammad sebagai Guru Besar Universitas Brawijaya Malang, Kamsi (23/8).

Ruhut mendorong kasus itu segera diungkap sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tinggal sekarang, lanjut Ruhut, kader-kader Partai Demokrat yakni Andi Arif dan kawan-kawan yang melontarkan pernyataan itu menjalani proses yang sedang dilakukan Bawaslu.

"Sudah dipanggil Bawaslu, datangi dong. Supaya tidak terjadi fitnah, dia harus datang, jelasin semua, walaupun memang ini buah simalakama, dimakan bapak mati enggak dimakan bapak mati, kenapa? Mereka bagian dari para pendukung Pak Prabowo dan Pak Sandi," jelasnya.

Ruhut juga berkeyakinan, Andi Arief tidak omong kosong, apalagi didukung oleh PKS dan PAN yang hingga saat ini tidak mengambil sikap secara hukum. Padahal awalnya mengancam akan menempuh jalur hukum, karena merasa hal itu tidak benar.

"Sekarang gini, PKS, PAN mau lapor polisi, nggak lapor-lapor, kan itu aja, lapor dong," tegasnya.

Kalau kasus ini diproses oleh Bawaslu, Ruhut memperkirakan akan berdampak pada PKS dan PAN di pemilu legislatif. Tentu akan menjadi pertimbangan masyarakat untuk menentukan pilihannya.

"Ngeri lo ini, apalagi nanti, ingat sekarang pemilihan presiden bersamaan dengan DPR (legislatif). Nanti kasihan calon DPR dari kedua partai itu. Bisa nggak dipilih loh," tegasnya.

Dampak itu, kata Ruhut, berbeda dengan yang diterima oleh Partai Gerindra. Karena kader tetap akan memilih calon presiden dan wakil presidennya, Prabowo- Sandi. Ruhut juga yakin Sandi masih tetap sebagai orang Gerindra walaupun mengaku sudah mundur.

"Haduh, sudah mundur kata Pak Prabowo, apa benar? Ya kan, dari independent katanya, siapa yang tidak tahu dia pimpinan di Partai Gerindra," tandasnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Politik
  2. Pilpres 2019
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA