PT Pertamina mewaspadai kebutuhan BBM di jalur menuju daerah-daerah wisata di masa antara arus mudik dan balik. Terminal BBM, termasuk di Malang diminta untuk ready dan stanby guna memantau kebutuhan dan permintaan.
"Selama pertengahan mudik dan arus balik, di tengah-tengah pasca Lebaran dan sebelum arus mudik, kita konsentrasi di lokasi wisata. Makanya saya ke sini (Malang)," kata Mas'ud Khamid, Direktur Pemasaran Retail PT Pertamina di Terminal BBM Malang, Rabu (13/6).
Mas'ud mengatakan, Malang dan Batu menjadi daerah tujuan wisata masyarakat di Jawa Timur. Sehingga jalur menuju daerah tersebut perlu diantisipasi kebutuhan BBM-nya.
"Maka nanti Jawa Timur, tidak ada kata lain yang dituju, yaitu Malang, kalau lebih spesifik Batu. Nanti kita konsolidasi, ini kita bawa," katanya.
Jawa Timur sendiri memiliki beberapa Terminal BBM yakni Malang, Tanjung Perak Surabaya, Banyuwangi, Madiun dan Madura. Semua TBBM disiagakan untuk melayani stok dan distribusi, terutama selama Ramadan dan Idul Fitri.
Mas'ud juga mengatakan, kanaikan kebutuhan BBM selama Ramadan dan Idul Fitri secara nasional sebenarnya tidak signifikan. Persoalan lebih pada aspek distribusi dari Jakarta beralih ke sejumlah tempat tujuan mudik.
"Kebutuhan BBM nasional kita normal saja, sekitar 1,3 juta liter per hari, kebutuhan LPG sekitar setara 3 juta liter. Ada peningkatan cuma kayak fenomena mencet balon, melembung ke lain tempat," katanya.
"Kayak orang pindah saja, orang dari Jakarta pindah ke Jawa Timur atau daerah lain. Persoalannya bukan supply tapi distribusi," sambungnya menegaskan.
Mas'ud mencontohkan, orang Jawa Timur kalau ke Surabaya pasti sepi, karena dipastikan akan mudik ke Malang, Kediri atau Banyuwangi. Begitupun saat Lebaran ketupat, keramaian terjadi arus ke Madura dan dan tempat-tempat wisata, kuliner dan sebagainya.