Peringati pelanggaran HAM yang mulai terlupakan, para aktivis gelar Aksi Kamisan di Alun-Alun Kota Batu.
Merdeka.com, Malang - Hari ini, Kamis (8/9) suasana Alun-Alun Kota Batu tak seperti biasanya. Pasalnya, para pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) menggelar Aksi Kamisan di sekitar area tersebut.
Massa berpakaian serba hitam menggelar orasi di bundaran yang tidak jauh dari rumah almarhum Munir. Aksi massa diawali sekitar pukul 11.00 WIB dalam suasana terik panas juga menyengat. Sebuah poster putih bertuliskan 'Tuntaskan Kasus Munir' berwarna merah dibeber di tengah jalan.
Sebagian massa menggenakan payung hitam bertuliskan 'Aksi Kamisan, Menolak Lupa dan Stop Impunitas'. Sementara yang lain juga membawa poster tulisan tangan seperti 'Hancurkan Benih Orde Baru', 'Tarik Militer dari Barak dan Menolak Lupa'.
Massa juga membawa foto-foto para korban HAM sepanjang sejarah, seperti Herman Hendrawan, Yadin Muhidin, Dedi Hamdun, Munir dan lain-lain. Selama aksi juga digelar aksi teater yang menggambarkan penculikan para aktivis.
"Hidup Indonesia, hidup rakyat Indonesia," pekik para aktivis berulang-ulang, Kamis (8/9), seperti dilansir dai merdeka.com.
Koordinator Aksi, Abid Fasholi mengungkapkan, Aksi Kamisan digelar di 23 Kota di Indonesia, di antaranya Jakarta, Yogjakarta, Malang dan Aceh. Aksi untuk mengingatkan kembali pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi sepanjang sejarah Indonesia.
"Karena almarhum Munir dari Batu maka patut kita peringati di sini," kata Abid.
Abid mengungkapkan bahwa telah banyak korban pelanggaran HAM dari peristiwa G/30 S/PKI hingga peristiwa Malari. Penculikan terus berlanjut dengan berbagai dalih, termasuk yang dilatarbelakangi konflik Sumber Daya Alam (SDA).
"Keberanian pemerintah diuji, untuk membuka hasil Tim Pencari Fakta di massa SBY. Karena sampai sekarang tidak tahu siapa sejatinya pembunuh Munir. Siapa aktornya, kita hanya menduga ada militer di baliknya," katanya.
Abid juga mengungkapkan, bahwa isu HAM selama ini hanya digunakan sebagai komoditas politis di pemerintah Jokowi-JK. Giliran sudah terpilih, lupa dengan persoalan HAM.
"Isu HAM menjadi komoditas politik. Giliran sudah terpilih menjadi redup. Keberanian Jokowi diuji," katanya.
Aksi yang memacetkan Jalan Diponegoro itu berakhir sekitar pukul 12.15 WIB dan ditutup dengan doa.