1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Jalan mundur daki dua puncak gunung, Tarpin pecahkan rekor dunia

Tempuh puncak Bromo dan Semeru dengan jalan mundur, Tarpin berhasil mencatat rekor dunia.

Darmadi Sasongko. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Rabu, 02 November 2016 16:37

Merdeka.com, Malang - Menempuh perjalanan sejauh 298 kilometer, Iswahyudi alias Tarpin (49) sukses pecahkan rekor dunia. Tarpin sukses mencatat rekor dunia dengan berjalan mundur ke dua puncak gunung yakni Bromo dan Semeru. Perjalanan tersebut ditempuh selama tujuh hari, yakni sejak 25 Oktober hingga 1 November 2016.

Dengan didampingi komunitas Gimbal Alas, Tarpin berangkat dari kota Malang dan saat kembali di sambut di Pendopo kabupaten Malang. Dilansir dari merdeka.com, Tarpin tiba di Pendopo sekitar pukul 13.30, saat hujan deras mengguyur Malang.

Setiba dari perjalanan jauhnya, Tarpin langsung melepas spion yang dikalungkan di tubuhnya. Seketika dia melakukan sujud syukur sebagai tanda keberhasilan. Rekan-rekannya pun ikut sujud syukur.

Tarpin saat menerima medali dan penghargaan
© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko

Kegembiraan pun ditunjukkan sahabat Tarpin. Menyambut kedatangan Tarpin, para sahabatnya meneriakkan yel-yel tanpa henti. Tarpin pun menerima medali dan piagam sebagai keberhasilan mencatat rekor dunia jalan mundur dunia ke dua puncak gunung.

"Kami mengapresiasi rekor baru jalan mundur melalui dua puncak gunung yakni Gunung Semeru dan Gunung Bromo. Tarpin menciptakan rekor baru, sudah banyak jalan mundur tetapi di jalan datar. Tapi ini melalui dua puncak gunung. Tarpin yang pertama di dunia melalui gunung Bromo dan Semeru," jelas Direktur Lembaga Prestasi Indonesia - Dunia (Leprid) Paulus Pangka di pendopo Kabupaten Malang.

Dia menuturkan, beberapa rekor jalan mundur tercatat secara nasional dan dunia. Salah satunya berjalan mundur bersama 14 orang yang dipecahkan oleh seorang anggota TNI pada 25 Februari 2007. Mereka bersama-sama berjalan mundur sejauh sekitar 2 Kilometer.

Rekor itu dicatat seorang pria asal Nepal yang diketahui memiliki kebiasaan berjalan mundur. Pria tersebut berjalan selama 25 tahun, hingga akhirnya lupa berjalan secara normal.

"Orang yang berjalan mundur berdasarkan hasil penelitian akan membuat pikiran lebih fokus, selain itu mampu membakar kalori 1/5 lebih besar daripada jalan normal," katanya.

Selama beberapa hari berjalan menyusuri jalan dan bukit, Tarpin dikawal oleh puluhan orang teman dan tim. Puluhan orang mengikuti hingga puncak kedua gunung tersebut. Tarpin sendiri setiap berjalan mundur memang selalu mengenakan spion di kiri dan kanan. Desainnya sudah dimodifikasi sehingga nyaman untuk berjalan.

"Hambatannya cuaca hujan. Sebenarnya kalau tidak hujan bisa kurang dari 7 hari," kata Tarpin.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Peristiwa
  2. Ngalam Kipa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA