1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Diancam bom, warga di kabupaten Malang dimintai Rp 10 juta

Seorang warga di Kabupaten Malang, mendapatkan ancaman teror bom dari orang tidak dikenal.

Ancaman bom di Malang. ©2017 Merdeka.com Editor : Siti Rutmawati | Contributor : Darmadi Sasongko | Jum'at, 09 Juni 2017 17:11

Merdeka.com, Malang - Seorang warga di Kabupaten Malang, mendapatkan ancaman teror bom dari orang tidak dikenal. Sebuah benda seukuran batako diletakkan di sudut depan rumah milik pasangan Arwan Sarafi Toto (54) dan Juariyah (43).

Sekitar pukul 02.00 WIB, pelaku mengirimkan pesan kepada pemilik rumah. Pesan tersebut memintai uang sebesar Rp 10 Juta.

"Korban dikirimi SMS meminta uang sebesar Rp 10 juta. Bentuk barangnya seukuran batako, kemudian dililit kabel," kata Muhammad Yunus, Kapala Urusan Umum (Kaur Umum) desa Ganjaran, kecamatan Gondanglegi, kabupaten Malang, Jumat (9/6).

Kata Yunus, barang tersebut menyerupai aki dan terbungkus aluminium foil. Barang tersebut diletakkan di bawah tiang depan rumah.

Karena ketakutan, korban menghubungi keluarga terdekat sebelum melaporkan kejadian tersebut ke Polsek setempat. Tidak lama kemudian polisi melakukan pengamanan lokasi.

"Tuan rumahnya ketakutan dan melaporkan ke Polsek," tambahnya.

Sementara Husni Tamrin mengaku melihat dua orang berada di rumah korban pada tengah malam. Pelaku berboncengan menggunakan sepeda motor, dan sempat beberapa saat berada di depan rumah, sebelum kabur.

"Berboncengan bersama-sama di depan terus kabur," kata Husni Tamrin yang masih kerabat korban.

Ancaman bom di Malang
© handout/Humas Polres Malang/Humas Polres Malang

Polisi langsung melakukan pengamanan lokasi kejadian perkara. Tim Jihandak Brimob Pelopor Polda Jatim melakukan penyisiran dan pengamanan.

Tim Jihandak juga melakukan penguraian (disrupter) terhadap barang yang diduga bom tersebut. Hingga saat ini warga sekitar rumah pun berdatangan menyaksikan lokasi kejadian.

PILIHAN EDITOR

(SR) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Peristiwa
  2. Kabupaten Malang
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA