Tak kuat menanggung cobaan hidup, AH (35) memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Jasad korban ditemukan oleh putrinya sendiri, AD (12).
Merdeka.com, Malang - Tidak kuat menanggung cobaan hidup, AH (35) memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Jasad korban ditemukan menggantung dengan menggunakan tali.
Jasad korban ditemukan oleh AD (12), putrinya sendiri yang menderita tuna rungu. Bocah yang sehari-hari menemani ayahnya itu langsung bercerita pada tetangga terdekatnya, sebelum kemudian berdatangan ke lokasi.
"Jasad korban tergantung dengan menggunakan tali rafia, saat ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa," kata Kapolsek Lawang, Kompol Gaguk Sulistiyo Budi kepada wartawan, Senin (12/6).
Jasad korban tergantung dengan sebuah tali yang dikaitkan di atas pintu rumahnya, Senin (12/6). Saat ditemukan, korban sudah tewas.
"Jenazah dibawa ke kampung halamannya di desa Bendungan, kecamatan Wates, Kulonprogo, Yogyakarta," jelasnya.
Sementara itu, dugaan sementara korban mengalami depresi karena ditinggal oleh istrinya dan hidup bersama sang anak. Korban tinggal hanya berdua bersama anak pertamanya, di Perumahan Bedali, kecamatan Lawang, kabupaten Malang.
Korban sendiri sudah sekitar 1,5 tahun tidak bekerja. Korban semula bekerja sebagai sopir, namun karena sebuah kecelakaan membuatnya tidak lagi bekerja seperti sediakala.
Di lokasi kejadian ditemukan surat wasiat yang diduga ditulis oleh almarhum. Surat tersebut berisi permintaan maaf korban kepada keluarganya.
Surat wasiat tersebut juga meminta agar anaknya diantarkan ke Yogyakarta, agar dirawat oleh adik kandungnya. Sementara anak nomor dua, saat ini diasuh di sebuah Pondok Pesantren di Ketindan, kecamatan Lawang.