Dinas Sosial Kota Malang menggelar Ketrampilan Aneka Olahan Tahu dalam rangka pembinaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.
Merdeka.com, Malang - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang menggelar Pelatihan Ketrampilan Aneka Olahan Tahu dalam rangka pembinaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Pelatihan berlangsung selama 6 hari berturut-turut diikuti 25 orang yang sudah terseleksi.
Kepala Dinsos Kota Malang, Sri Wahyuningtyas mengatakan, pelatihan tersebut merupakan upaya dalam rangka membantu para PMKS agar bisa mandiri dalam bidang ekonomi. Para narasumber dan trainer disiapkan guna transfer ketrampilan kepada peserta.
"Ini adalah bagian dari Program Dinsos dalam rangka membantu para PMKS agar bisa menjadi entrepreneur," kata Sri Wahyuningtyas di Aula Kantor Dinas Sosial Kota Malang, Senin (23/10).
Kata Yuyun, pemilihan makanan tahu sebagai materi pelatihan, merupakan hasil proses observasi. Pihaknya melakukan penelitian dengan melibatkan tim serta melihat kebutuhan calon peserta. Pihaknya juga mempertimbangkan kemampuan dan efektivitas.
Karena, selain pelatihan, para peserta juga mendapatkan bantuan alat pengolah bahan makanan yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk proses produksi. Sehingga dengan transfer ilmu yang maksimal akan dapat mendorong kemudahan berproduksi.
Yuyun juga menegaskan, alat yang diberikan merupakan bantuan dari pemerintah yang harus dioptimalkan dan tidak boleh dipindahtangankan. Secara berkala, tim dari Dinsos akan melakukan pengecekan dan ketika alat tersebut sudah dipindahtangankan maka akan diberikan sanksi bagi penerima.
"Saya berharap kepada para peserta pelatihan agar alat itu bisa dimanfaatkan dengan baik. Jika kedapatan memindahtangankan atau dijual, maka Dinsos akan memberikan sanksi," tukasnya.
Sementara itu salah satu pemateri, Novianti mengatakan, olahan tahu yang berasal dari bahan mentah kedelai bisa dimanfaatkan untuk produk lain. Dirinya membeberkan sedikitnya tiga produk yang bisa dihasilkan dari olahan kedelai yakni, tahu susu dan donat atau disingkat dengan Tasudo.
"Tasudo akan membuka peluang bisnis kuliner dari pengolahan kedelai, karena berdasarkan penelitian hampir 90 persen warga mengkonsumsi tahu setiap harinya," katanya.
Novi juga menjelaskan, untuk menciptakan produk kuliner yang bisa dikenal masyarakat perlu berbagai strategi pemasaran. Apalagi, kata Novi pada era digital seperti saat ini, harusnya bisa menjadi peluang untuk mengenalkan produk kepada khalayak lebih luas.
"Gunakan jaringan yang baik untuk pemasaran dan jangan lupa, produk harus melekat dengan Anda. Misalnya ada yang namanya Bakso Cak Man itu adalah bentuk strategi di mana ketika disebut nama Cak Man orang akan ingat bakso, itu salah satu cara dalam pemasaran," tukasnya.
Peserta juga mendapatkan materi praktik pengolahan makanan tahu dengan berbagai kreasinya.