1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Sejarah Pecinan kota Malang dalam lintasan masa

Sebelum Kotamadya Malang terbentuk hingga saat ini, Pecinan telah menyimpan banyak sejarah kota dan memiliki peran yang tak dapat diabaikan.

Pecinan Malang Tempo Dulu. ©2017 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Selasa, 24 Januari 2017 00:17

Merdeka.com, Malang - Pecinan merupakan salah satu bagian kota yang cukup khas tidak saja di Indonesia tetapi juga pada banyak kota lain di dunia. Dilansir dari Tionghoa.org, nama pecinan sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Jawa yang berarti suatu wilayah (tempat tinggal) yang mayoritas penghuninya adalah warga Tionghoa / warga keturunan China. Istilah ini umum digunakan pada banyak tempat di Indonesia dan Jawa untuk menyebut sebuah wilayah yang ditinggali oleh masyarakat China dan biasanya berupa pusat perdagangan.

Munculnya pecinan di banyak wilayah ini dipicu oleh terjadinya migrasi besar-besaran ke Jawa. Pada awalnya, komunitas tersebut tersebar di beberapa kota bagian utara Jawa karena mencari pelabuhan-pelabuhan yang ada. Biasanya sambil menunggu musim yang tepat untuk kembali, mereka akan tinggal di bagian kota yang disinggahinya.

Masyarakat China berkembang dengan sangat pesat di Jawa. Pada tahun 1800-an, jumlah penduduk China yang sekitar 100 ribu berlipat menjadi 500 ribu pada saat menjelang akhir abad ke 19. Sebagian masyarakat tersebut tinggal di sebuah daerah khusus yang disebut dengan pecinan. Salah satu penyebab terpusatnya masyarakat China di pecinan adalah aturan pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1816 yang bernama Passenstelsel.

Peraturan lain yang muncul pada tahun 1836 bernama wijkenstelsel memaksa masyarakat dari suatu etnik tertentu untuk tinggal pada suatu wilayah yang telah ditentukan di dalam kota. Kondisi ini lah yang memantapkan masyarakat China untuk tinggal bersama dalam suatu daerah dan komunitas yang kini dikenal sebagai pecinan.

Di Malang sendiri wilayah pecinan diketahui sudah berkembang sejak tahun 1825. Penandanya adalah sudah adanya kelenteng Eng An Kiong yang menandai telah berdirinya sebuah komunitas masyarakat tionghoa di tempat tersebut. Pada saat itu, pecinan berpusat di wilayah yang kini dikenal sebagai Boldi serta wilayah Kebalen. Wilayah sekitar kelenteng Eng An Kiong ini hingga saat ini masih terdapat beberapa masyarakat Tionghoa yang menghuni dan menjadi Pecinan lama sebelum kemudian kota Malang akhirnya berkembang.

Pecinan Tempo Dulu
© tropenmuseum.nl/Tropen museum

Namun pada sekitar tahun 1900-an bersamaan dengan berkembangnya kota Malang, pecinan mulai bergeser ke wilayah sebelah baratnya di daerah pasar besar. Berkembangnya pecinan di wilayah tersebut mengakibatkan munculnya pasar yang cukup ramai sebelum kemudian akhirnya diambil alih oleh pemerintah dan dijadikan pasar besar Malang.

Hadinoto, pada tulisannya yang berjudul Lingkungan "Pecinan" dalam Tata Ruang Kota di Jawa pada Masa Kolonial menulis bahwa daerah Pecinan punya peran yang sangat besar. Pasar Pecinan merupakan pasar yang terbesar di kotamadya Malang pada zaman kolonial dulu. Pecinan di Malang termasuk daerah pusat kota yang tidak jauh dari alun-alun. Perannya terhadap kehidupan perekonomian kota Malang tidak diragukan lagi.

(RWP)
  1. Sejarah Malang
  2. Ngalam lawas
  3. Imlek 2017
  4. Pecinan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA