1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Mereka yang tak ikut berpesta kala hari raya Idul Adha

Bagi para pedagang sate, momen Idul Adha biasanya merupakan masa sepi penjualan.

©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Kamis, 15 September 2016 15:06

Merdeka.com, Malang - Bagi banyak orang, Idul Adha merupakan salah satu momen yang paling ditunggu karena pada akhirnya mereka dapat mencicipi daging kambing ataupun sapi yang tidak tiap hari mereka rasakan. Bagi mereka yang mampu, ini juga adalah saat-saat membahagiakan karena dapat berbagi sembari melakukan ibadah sekaligus.

Di sisi pedagang pun, momen ini dirayakan terutama bagi pedagang hewan terutama sapi dan kambing. Selain itu, hal yang biasanya juga sangat laku ketika momen ini adalah tusuk sate dan arang. Banyak orang mencicipi daging kurban yang mereka dapatkan dengan membuatnya menjadi sate. Sejak siang hingga malam di hari Idul Adha, di seantero kota akan bertebaran pemanggang sate dadakan.

Bagi banyak orang momen ini memang merupakan sebuah saat menyenangkan yang mereka lewati, namun ternyata tidak semuanya ikut berpesta di hari raya Idul Adha ini. Ada beberapa penjual yang mengalami penurunan penjualan yang cukup jauh ketika hari raya Idul Adha ini tiba.

Salah satunya adalah Hasan, salah seorang penjual sate di daerah Dieng. Selama perayaan Idul Adha ini dia mengakui bahwa penjualan sate kambingnya tidak seramai biasanya.

"Kalau waktu Idul Adha gini sate kambing sepi mas yang beli, jadinya ya cuma bawa sedikit saja buat jaga-jaga," ujar Hasan.

Walau penjualan sate kambing sepi, namun Hasan tetap memutuskan untuk membuka warungnya. Selain kambing, Hasan juga menjual sate ayam yang masih tetap ramai seperti biasa.

"Ya untungnya saya jualan sama sate ayam, jadi ya nggak terlalu sepi lah jualannya," ujarnya.

Penjualan sate kambing yang sepi ini disebut Hasan biasanya terjadi hingga empat atau lima hari setelah Idul Adha. Setelah itu penjualan akan normal kembali seperti sedia kala.

Untuk menyambut Idul Adha ini, tak banyak warung sate yang masih tetap mau buka seperti milik Hasan. Sebagian memilih untuk tutup saja pada waktu selama Idul Adha.

Salah satu warung yang tutup itu adalah warung sate yang dimiliki oleh Nurlela di wilayah Sukun. Dia menutup warungnya sejak senin (12/9) ketika hari raya Idul Adha hingga minggu (18/9).

"Selain biar nggak rugi, sekali-sekali biar ada waktu liburnya juga," jelas Nurlela.

Pada beberapa tahun yang lalu dia sempat membuka warungnya pada sekitar hari raya Idul Adha, namun karena sepinya pembeli maka dia menganggap hari-hari tersebut kurang baik untuk berjualan dan malah rugi.

"Biasanya paling nggak sekitar seminggu gitu lah baru ramai lagi," tandasnya.

PILIHAN EDITOR

 

(RWP)
  1. Kuliner
  2. Info Kota
  3. Idul Adha 2016
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA