Sebagian dari mahasiswa yang datang ke Malang akhirnya tetap bekerja di kota itu setelah lulus. Namun tak semua memutuskan untuk tetap tinggal.
Merdeka.com, Malang - Sebagai kota pelajar, Malang tentu saja menjadi tujuan dan tempat tinggal sementara bagi ribuan pelajar dan mahasiswa yang memadati kota ini. Sebagian dari pelajar dan mahasiswa tersebut akan kembali ke kampung halamannya setelah studinya selesai, namun tak sedikit juga yang setelah usai malah memutuskan untuk bekerja dan tinggal di kota Malang.
Salah satu dari penghuni Malang yang berkuliah dan akhirnya memutuskan untuk bekerja di kota Malang ini adalah Hanif Hubbuddin (27) seorang guru di salah satu SMK Negeri di kota Malang. Hanif pertama kali datang ke Malang pada tahun 2007 untuk berkuliah di Universitas negeri Malang. Usai menyelesaikan studinya pada tahun 2012, Hanif rupanya tak langsung kembali ke kampung halamannya di Ponorogo, namun dia memutuskan untuk bekerja di Malang.
"Awalnya saya ingin mencari suasana baru di kota lain selain kota kelahiran. Tujuannya untuk menambah pengalaman yang dimiliki," jelas Hanif.
Pengajar bahasa Indonesia ini kemudian rupanya merasa nyaman dan betah tinggal di Malang. Sejak kuliah hingga saat ini bekerja, Hanif telah tinggal di Malang selama sembilan tahun.
Pada awal datang ke Malang, dia mengakui ada beberapa hal yang harus disesuaikannya terutama dengan lingkungan sekitar. Walau begitu, proses tersebut diakuinya tidak terlalu sulit dan dapat berjalan dengan lancar.
"Namun untungnya orang-orang di sekitar tempat tinggal saya baik semua jadi tidak ada masalah dalam beradaptasi," jelasnya.
Hidup di tanah rantau, Hanif mengungkapkan bahwa di dasar hatinya memang terselip keinginan untuk pulang kembali ke kampung halaman. Walau begitu dia merasa masih ingin tinggal di Malang.
"Kalau pengen ya sebenarnya pengen pulang, namun saya malas menciptakan suasana baru lagi kalau harus pindah," jelasnya.
Bahkan Hanif meyatakan bahwa dia memiliki keinginan jangka panjang untuk tinggal di Malang dan termasuk mendapat jodoh orang sekitar.
"Ya moga-moga dapat jodoh orang Malang," tandas Hanif.
Walau sama-sama kuliah dan kemudian bekerja di kota Malang, namun rupanya tujuan jangka panjang untuk tinggal di Malang tidak dimiliki oleh semua pendatang. Emma (26) seorang editor di media daring mengungkapkan bahwa walaupun saat ini dia bekerja di Malang namun jika memang ada kesempatan dia tak akan segan untuk pulang ke kampung halaman dan bekerja di sana.
"Gimanapun, dalam jangka panjang aku pengennya pulang ya. Karena berbagai pertimbangan termasuk untuk menemani orang tua di kampung jadinya ya ingin kembali ke sana," tutur Emma.
Emma pertama kali tinggal di kota Malang pada tahun 2008 untuk berkuliah di Universitas Brawijaya. Pilihannya untuk berkuliah di Malang didorong karena cuaca di Malang yang cukup nyaman dan cerita menyenangkan berkuliah di Malang yang sering didengarnya.
Waktu pertama kali datang ke Malang, Emma membutuhkan waktu adaptasi yang cukup lama karena budaya dan bahasa yang berbeda dari tempat asalnya di Praya, Lombok. Sebenarnya Emma sama sekali tidak memiliki niatan untuk terus tinggal dan bekerja di Malang.
"Jadi waktu itu buat nunggu wisuda, aku coba-coba aja ngelamar pekerjaan buat ngisi waktu luang, eh ternyata malah keterima dan terus deh sampai sekarang," terang Emma.
Berbeda dari Hanif, Emma mengatakan dalam jangka waktu yang panjang dia tidak berencana untuk terus tinggal di Malang. Baginya pekerjaan yang dilakukannya saat ini digunakannya untuk mengisi waktu luang dan memupuk pengalaman.
Hanif dan Emma adalah dua wajah dari ribuan lain pendatang yang mengadu nasib di kota Malang. Beberapa dari mereka akhirnya menemukan kecintaan dan memutuskan tinggal di kota Malang ini untuk jangka panjang, sedangkan bagi beberapa yang lain, Malang merupakan persinggahan sementara untuk memupuk pengalaman dan menghabiskan waktu luang.