Malang ternyata pernah memiliki sekolah Kartini yang didirikan pada tahun1915.
Merdeka.com, Malang - Julukan kota pendidikan memang sangat melekat dengan kota Malang, hal itu terjadi karena banyak sekolah dan pelajar dari kota lain yang datang untuk bersekolah di Malang. Tetapi ternyata julukan tersebut tidak hanya muncul pada masa kini ketika terdapat puluhan perguruan tinggi di kota Malang. Pada masa lalu kota ini sudah banyak memiliki sekolah yang menjadi tujuan dari banyak pelajar. Salah satu sekolah tersebut adalah sekolah Kartini.
Tentu banyak yang bingung apa hubungan antara Kartini dengan kota Malang? Bukankah Kartini berada di Jepara dan tidak pernah tinggal di kota Malang, kok bisa-bisanya membuat sekolah di sini? Tentu saja pertanyaan tersebut akan timbul pada semua orang mengenai sekolah Kartini tersebut.
Sekolah Kartini memang tidak didirikan langsung oleh Raden Ajeng Kartini. Bahkan sekolah ini didirikan delapan tahun setelah Kartini meninggal di tahun 1904. Hanya saja sekolah ini bermula dari semangat Kartini yang ditunjukkan di surat-suratnya dan dibuka khusus untuk wanita.
Sekolah ini khusus ditujukan oleh anak-anak wanita pribumi dan merupakan sekolah lanjutan. Pendirian sekolah ini sendiri digagas oleh keluarga Van Deventer salah satu penggagas politik etis di Hindia Belanda yang bertujuan memberi pendidikan dan keterampilan memadai bagi masyarakat pribumi.
Sekolah wanita ini didirikan oleh Yayasan Kartini yang dikelola oleh keluarga Van Deventeer di Semarang pada 1912 dan kemudian di susul oleh pendirian sekolah yang sama Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan beberapa daerah lain. Beberapa hal yang diajarkan di sekolah ini adalah keterampilan Bahasa Belanda dan Jawa, Seni, Keterampilan, Aritmatika, geografi, sejarah, dan berbagai ilmu praktis untuk kehidupan sehari-hari.
Di kota Malang sendiri, sekolah Kartini ini berdiri pada tahun 1915. Lokasi dari sekolah ini berada di wilayah sekitar jalan Kelud dan jalan Bareng Kartini. Pada sebuah foto yang memiliki tahun pengambilan 1930, diketahui bahwa sekolah ini masih diikuti oleh banyak murid wanita dengan usia yang masih belia dan menggunakan pakaian khas Jawa dengan guru yang merupakan orang asing.