Gerhana bulan total (GBT) 28 Juli besok, merupakan peristiwa langka, karena terhitung sebagai gerhana bulan total terlama pada abad ke-21. Gerhana bulan total besok akan berlangsung 103 menit.
Musripan, Kepala Stasiun Geofisika Karangkates Malang mengatakan, gerhana bulan ini merupakan yang terlama hingga lebih dari 100 tahun ke depan. Gerhana bulan total dengan waktu terlama akan kembali terjadi pada 2123 yang mencapai 106 menit.
"Gerhana bulan total yang akan datang dengan fase totalitas lebih lama pada 9 Juni 2123, mencapai 106 menit. Sayangnya gerhana tersebut tidak teramati dari Indonesia," kata Musripan, Jumat (27/7).
Adapun gerhana bulan total dengan fase totalitas yang bisa kembali diamati dari Indonesia adalah 19 Juni 2141 yang mencapai 106 menit. Adapun gerhana bulan sebelumnya dengan totalitas lebih lama daripada 28 Juli 2018 besok adalah gerhana bulan 16 Juli 2000, dengan fase totalitas mencapai 106 menit.
Dijelaskan Musripan, gerhana bulan merupakan peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bumi sehingga cahaya tidak semuanya sampai ke bulan. Peristiwa terjadi akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan ini hanya berlangsung saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Mengingat peristiwa tersebut merupakan peristiwa langka dan terkait tugas pokok BMKG, maka BMKG Karangkates Malang akan melakukan pengamatan GBT 28 Juli 2018 di halaman kantor BMKG Karangkates atau langsung melalui
http://www.bmkg.go.id/gbt.
"BMKG sebagai institusi pemerintah, akan memberikan informasi peristiwa gerhana bulan total (GBT) 28 Juli 2018, yang merupakan gerhana bulan total terlama pada abad ke-21," katanya.
Tahapan Gerhana Bulan Total Besok
Dikatakan Musripan, proses gerhana bulan total besok dimulai ketika piringan bulan memasuki penumbra bumi pukul 00.13 WIB. Setelah itu, kecerlangan bulan lebih redup dibandingkan dengan kecerlangannya sebelum gerhana.
"Perubahan kecerlangan ini tidak dapat dideteksi oleh mata tanpa alat. Hanya dapat dideteksi dari hasil perbandingan perekaman antara sebelum gerhana dan setelah gerhana.
Ketika piringan bulan memasuki umbra bumi pukul 01.24 WIB, fase gerhana sebagian dimulai. Hal ini ditandai dengan sedikit lebih gelapnya bagian bulan yang mulai memasuki umbra bumi.
"Semakin lama maka bagian gelap ini semakin besar, hingga akhirnya seluruh piringan bulan memasuki umbra bumi pukul 02.30 WIB. Sejak itu, bagian bulan memerah dan mencapai puncak merah yang merupakan saat puncak gerhana pada pukul 03.22 WIB," ungkapnya.
Memerahnya piringan bulan ini, karena cahaya Matahari dihamburkan atmosfer bumi, selanjutnya bagian cahaya merahnya diteruskan sampai bulan. Kemudian, karena itu fase totalitas, gerhana bulan total akan berwarna kemerahan.
"Peristiwa memerahnya piringan Bulan saat fase totalitas ini berakhir pukul 04.13 WIB ketika piringan Bulan memasuki penumbra Bumi. Sejak itu, piringan bulan terlihat gelap kembali plus adanya bagian terang pada piringan bulan, yang menandakan peristiwa gerhana Bulan sebagian kembali terjadi," jelasnya.
Seiring waktu bagian terang semakin besar hingga akhirnya seluruh piringan bulan meninggalkan umbra bumi pukul 05.19 WIB. Saat itu bulan berada di bagian penumbra bumi, sehingga peristiwa gerhana Bulan penumbra kembali terjadi.
"Bulan semakin cerlang, meskipun kurang cerlang dibandingkan purnama biasa hingga gerhana selesai pukul 06.30 WIB saat bulan meninggalkan penumbra bumi," katanya.