Tidak adanya perwakilan Arema Cronus pada konferensi pers pada laga kontra Persegres GU disebabkan miskomunikasi semata.
Merdeka.com, Malang - Manajemen Arema Cronus membantah bahwa mereka melakukan boikot konferensi pers usai laga kontra Persegres Gresik United. Dilansir dari Bola.net, mereka meluruskan dan menyatakan bahwa hal tersebut hanya kesalahpahaman semata antara tim dan panitia pelaksana lokal saja.
"Tidak ada perintah atau ajakan untuk konferensi pers dari Panitia Pelaksana," ujar General Manager Arema Cronus, Ruddy Widodo.
"Bahkan, kami sudah menunggu lama sekali di ruang ganti. Kita pikir tak ada preskon. Karenanya, kami langsung berangkat naik bus," sambungnya.
Ruddy menyebut usai pertandingan, tim sempat bertanya mengenai berlangsungnya konferensi pers ini. Namun setelah menanti selama beberapa waktu, tak ada informasi apapun terkait konpers ini.
"Bahkan, ketika kami berjalan ke bus, tak ada panitia yang memberitahu mengenai konferensi pers ini," tuturnya.
"Bahkan, di bus, tak ada Liaison Officer, jadi kami tak bisa mencari informasi tentang preskon ini," imbuh pria berusia 45 tahun ini.
Sebelumnya, pasca pertandingan kontra Persegres GU, beredar kabar jika Arema Cronus melakukan boikot konferensi pers. Hal ini terkait tak adanya perwakilan klub pada sesi konferensi pers usai pertandingan. Berkembang spekulasi bahwa mereka melakukan boikot sebagai bentuk kekecewaan atas kekalahan mereka dan kepemimpinan wasit.
Ruddy Widodo menegaskan bahwa Arema sama sekali tak mempermasalahkan kekalahan tersebut sampai harus melakukan aksi boikot. Dia menganggap kalah menang adalah hal biasa dalam sepakbola.
"Di Kanjuruhan kan kita juga pernah kalah, toh tidak ada boikot-boikotan. Apalagi boikot preskon. Kan ini sama saja dengan tidak menghargai rekan-rekan media. Ini bukanlah hal yang akan kami lakukan," tandasnya.