Malang tunjukkan semangat besar untuk jadi Kota Destinasi Wisata Halal.
Merdeka.com, Malang - Dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai World's Best Halal Tourism Destination, Kementerian Pariwisata mengembangkan destinasi wisata halal di beberapa provinsi di Indonesia. Beberapa provinsi tersebut antara lain Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Program pengembangan ini digarap dengan melihat adanya peluang besar pasar pariwisata halal menuju 20 juta Wisata Mancanegara (Wisman) dan 275 juta perjalanan Wisatawan Nusantara (Wisnus) pada tahun 2019 mendatang.
Dalam rangka pengembangan tersebut, Kementerian Pariwisata mengadakan workshop pengembangan destinasi wisata halal ke beberapa kota besar di Indonesia, terutama daerah yang menjadi tujuan pengembangan wisata halal. Pada Sabtu (04/06) giliran Kota Malang yang didatangi oleh Kemenpar yang diwakili oleh Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya, Lokot Ahmad Enda, yang didampingi oleh Tim Percepatan Destinasi Wisata Halal. Tim tersebut terdiri dari Edy, Wisnu dan Hafizudin.
Bertempat di Hotel Tugu, acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Walikota Malang, Sutiaji, Rektor Universitas Brawijaya, Muhammad Bisri, Ketua Pusat Studi Halal Universitas Brawijaya, Sukoso, dan Perwakilan Dinas Pariwisata Kota Malang, Dahliana Lusi Rahmawati. Peserta sosialisasi tersebut terdiri dari berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengembangan pariwisata seperti industri, pelaku usaha kecil menengah (ukm), asosiasi,akademisi,MUI, dan pemangku kepentingan pariwisata lainnya.
Sosialisasi yang berlangsung kurang lebih selama tujuh jam tersebut memaparkan berbagai hal terkait dengan destinasi wisata halal. Tim percepatan pengembangan destinasi halal dalam sosialisasi tersebut sempat menyampaikan kekagumannya terkait dengan semangat Kota Malang untuk menjadi Kota Destinasi Wisata Halal.
Kota Malang disebut sebagai satu-satunya kota yang menjalankan program ini secara bottom-up, atau berasal dari keinginan warga Kota Malang sendiri. Semangat ini kemudian yang membuat Kemenpar akhirnya menjadikan Kota Malang sebagai prioritas dibandingkan dengan kota-kota lainnya. "Malang ini adalah satu-satunya kota yang minta adanya sosialisasi wisata halal", ungkap Hafizudin.
Hafiz mengaku pertama kali mendengar keinginan Kota Malang menjadi destinasi wisata halal, saat timnya sedang melakukan sosialisasi di Aceh. "Saat kita sedang di Aceh melakukan sosialisasi, nah ini menjadi surprise bagi kita yang ada di Kementrian. Ada daerah yang tiba-tiba muncul, yang sebenarnya jawa Timur secara umum itu masuk prioritas kedua", ujar Hafiz. Hal ini tentunya tak terlepas dari semangat stakeholder pariwisata Malang yang tergabung dalam komunitas Zero Zone sebagai penggerak dari bawah.
Hafiz juga menjelaskan bahwa Menteri pariwisata memiliki peringkat untuk daerah-daerah yang akan dikembangkan sebagai destinasi wisata halal. Peringkat tersebut terdiri dari peringkat tiga besar, lima besar dan sepuluh besar. Sedangkan wilayah jawa Timur terdapat dalam urutan sepuluh besar. Namun, karena kesiapan yang dimilikinya, Kota Malang akhirnya mampu menggeser posisi kota-kota lainnya.
Hal ini terkait dengan kondisi Kota Malang yang dinilai telah siap dengan memenuhi kriteria-kriteria yang dibutuhkan untuk menjadi Kota Destinasi Wisata Halal. " Malang sudah menunjukkan seperti itu, siap menjadi destinasi wisata halal", tegas Hafiz. kehadiran Universitas Brawijaya yang terlebih dahulu mengembangkan kantin halal, juga memainkan peran penting dalam hal ini.
Pengembangan praktik kuliner halal yang dilakukan oleh Profesor Sukoso dan pihak terkait dalam mengembangkan kantin halal ternyata menjadi inspirasi baru dalam pengembangan destinasi halal. Keberadaan studi dan laboratorium halal Universitas Brawijaya semakin memperkuat posisi Kota Malang menyongsong label Kota Destinasi Wisata Halal pertama di Indonesia.