Gereja Immanuel dan Masjid Jamik di Malang saling berbagi halaman parkir saat jemaat memenuhi gereja untuk beribadah Natal.
Merdeka.com, Malang - Umat Nasrani seluruh dunia merayakan Natal dengan berduyun-duyun menuju gereja masing-masing. Seluruh gereja tampak penuh jemaat, bahkan sebagian harus mendirikan tenda di halaman.
Pemandangan serupa juga terlihat di Kota Malang. Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel juga penuh jemaat, hingga kendaraan mereka memenuhi tempat parkir yang disediakan.
Lantaran lokasi parkir tidak muat lagi, kendaraan bermotor para jamaah diparkir di sekitar Alun Alun dan Masjid Jamik. Khusus kendaraan roda empat memang sejak pagi sudah parkir di sepanjang Jalan Merdeka Barat.
"Mobil jemaat gereja yang sedang Natalan. Sejak pagi parkir di sini, Mas, kasihan kan di sana tidak muat," kata Mahmud, petugas parkir di Masjid Jamik Kota Malang, Minggu (25/12).
Masjid Jamik dan Gereja Immanuel berjajar dengan hanya dipisahkan oleh sebuah gedung kantor asuransi. Keduanya menjadi simbol kerukunan antar umat beragama di Kota Malang.
Saat salat Hari Raya, umat muslim akan menggunakan halaman Gereja Immanuel, bahkan hingga Gereja Hati Kudus Yesus di Kayu Tangan. Begitu pun saat Natal, kedua gereja tersebut akan sama-sama kesulitan parkir, hingga harus berbagi di Jalan Merdeka Barat, depan masjid Jamik.
Suryanto, petugas Keamanan Gereja Immanuel mengungkapkan, penggunaan lahan parkir bersama-sama terjadi setiap tahun. Keseluruhan lahan parkir terpakai semua karena jumlah jamaat yang penuh.
"Kita batasi kalau jemaat hanya sampai depan kantor asuransi saja. Selanjutnya disarankan parkir di sebelah kiri, tetapi kalau satpamnya yang mengatur di sana membolehkan ya tidak apa-apa," katanya.
Sepanjang Jalan Merdeka Barat memang digunakan parkir bersama antara Jemaah Masjid Jamik dan Gereja Immanuel, termasuk juga para pengunjung Alun-Alun. Semua bisa bekerja sama secara rukun.
Gereja GPIB Immanuel didirikan Belanda sekitar tahun 1861. Gereja dengan gaya bangunan Gothic itu pernah dibangun ulang pada 1912. Sementara Masjid Jamik dibangun pada 1890 dan dibangun kembali pada 1903.
Kedua bangunan tersebut termasuk dalam situs kuno Kota Malang. Selain itu juga menjadi simbol perdamaian Kota Malang.