1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Indahnya Ramadan, Vihara Lawang bagi makanan berbuka gratis

Vihara Sanggar Suci Lawang, jadikan momen berbuka puasa bersama sebagai tradisi sejak 1998.

© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Kamis, 09 Juni 2016 14:59

Merdeka.com, Malang - Momen berbagi di Bulan Suci Ramadan ternyata tak hanya dimiliki oleh umat Muslim. Semangat yang sama ternyata juga ditampakkan oleh Paguyuban Metta di Malang. Tak hanya sekedar berbagi, Vihara yang terletak di jalan Jalan Wahidin 36-38 Lawang, Kabupaten Malang ini juga menjadi salah satu potret kerukunan beragama di Indonesia. Anggota Paguyuban Meta terdiri dari kalangan dengan agama yang berbeda-beda seperti Buddha, Islam, Kristen, dan Katolik.

Pasalnya, mereka menjadikan momen ibadah puasa umat Islam sebagai ajang untuk memupuk kesadaran akan toleransi serta mempererat kerukunan antarumat beragama. Berlokasi di Jalan Wahidin 36-38 Lawang, sebuah Vihara terlihat membagi-bagikan takjil bagi kaum Muslim yang sedang berpuasa secara gratis, Rabu (08/06).

Vihara tersebut adalah Vihara Sanggar Suci yang berada di bawah Yayasan Sukhavati. Kegiatan ini ternyata telah menjadi salah satu tradisi Vihara sejak tahun 1998. Suhu Winantea Listihadi, selaku rohaniwan sekaligus pemimpin Vihara Sanggar Suci mengungkapkan, sejak tahun 1998 acara pemberian takjil mulai dilakukan. Saat itu motivasinya membantu masyarakat yang dalam kondisi krisis ekonomi.

"Pertama kali digelar tahun 1998. Waktu itu harga-harga melambung. Kurs rupiah merosot," kata Winantea Listihadi, seperti yang dilansir melalui merdeka.com. Peserta yang ikut berbuka puasa bersama terdiri dari masyarakat sekitar Vihara dan anak-anak jalanan. Terlebih lagi, tak ada persyaratan khusus untuk bisa mengikuti kegiatan buka puasa bersama tersebut. Siapapun diperbolehkan datang dan menikmati hidangan yang disediakan.

"Ini sekaligus memupuk tingkat kesadaran bertoleransi. Kerukunan lebih terjalin, memupuk dalam ber-Bhineka Tunggal Ika," jelas Suhu Winantea.

Menengok pada suasana berbuka puasa bersama, terdapat sekitar 100-an orang yang terdiri anak-anak dan orang tua terlihat mengantre untuk mendapatkan jatah berbuka. Sebagian besar dari mereka datang bersama anggota keluarga. Sebuah pagar besi sengaja dibuat berliku agar dapat tertib saat mengantri. Masing-masing mendapatkan sepiring nasi dengan lauk ayam suwir dan mie. Mereka juga masih harus mengambil kerupuk, teh manis serta snack di tempat lain.

"Setiap tahun pasti datang (berbuka puasa) di sini. Sejak saya kecil sudah ada," kata Ervan Dea, anak jalanan asal Lawang yang mengaku datang bersama enam rekannya.

Suhu Winantea menjelaskan bahwa meskipun acaranya digelar di sekitar komplek Vihara, sebenarnya kegiatan tersebut digagas oleh Paguyuban Metta. Anggotanya beragam dari berbagai agama, mulai Buddha, Nasrani, Islam, Kristen dan Katholik.

"Yang memimpin kebetulan saya. Cuma saya tinggal di Vihara. Awalnya dari arisan, waktu itu Rp 10 ribu jadi Rp 20 ribu, sekarang Rp 50 ribu. Sekarang menjadi kegiatan sosial," katanya. Suhu Winantea juga mengatakan bahwa hidangan tersebut rencananya akan terus diberikan sampai akhir bulan Ramadan.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Seputar Ramadan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA