1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Dikaitkan komunis, Red Army cuma Ormas pecahan PDIP

Komunitas Red Army Kota Malang terbentuk akibat kekecewaan para Pengurus Cabang PDI Perjuangan pimpinan Peni Soeparto.

©2017 Merdeka.com Editor : Rizky Wahyu Permana | Contributor : Darmadi Sasongko | Kamis, 06 Juli 2017 10:29

Merdeka.com, Malang - Komunitas Red Army Kota Malang terbentuk akibat kekecewaan para Pengurus Cabang PDI Perjuangan pimpinan Peni Soeparto. Saat itu, mantan Wali Kota Malang dua periode itu mengaku membutuhkan wadah untuk mengumpulkan para pendukungnya.

"Kan sayang mereka punya potensi dan semuanya tercerai berai kalau dibiarkan. Akhirnya dibuatlah sebuah wadah. Wadah untuk memberdayakan potensi yang sudah terpecah akibat putusan DPP PDI Perjuangan," kata Peni Suparto dalam konferensi pers di Batavia Resto Malang, Rabu (5/7).

Kata Peni, pembentukan Red Army diawali pada akhir 2012, saat penjaringan calon dalam Pemilihan Walikota Malang tahun 2013. Sebagai Ketua DPC Kota Malang, ia mengaku menjalankan proses penjaringan sesuai instruksi DPP PDIP.

"Secara aklamasi disetujui bahwa calon yang diusung dari bawah, yaitu bunda Hery Pudji Utami," kata Peni menyebut istrinya.

Tetapi ternyata ada calon yang diusulkan oleh DPD yang tidak diproses secara demokrasi. Akhirnya DPP pun menurunkan rekomendasi kepada Yayuk Sri Rahayu, padahal tidak pernah diusulkan dari bawah.

"Inilah awal perpecahan PDIP Kota Malang dan yang terlihat demokrasi yang sudah tidak sehat. Bahkan disertakan turunnya surat pemecatan terhadap Ketua DPC, Sekretaris, Bendahara. Beberapa hari kemudian ditambah 8 pengurus lagi dipecat, karena disinyalir masih setia pada ketua yang lama," jelasnya.

Singkat cerita, tim sukses memutuskan tetap maju, dan berdirilah organisasi untuk mewadahi tim sukses dan pendukung. Saat itu muncul usulan nama bermacam-macam, seperti Garda Merah Putih, Garda Nusantara dan muncul juga nama Red Army.

"Artinya apa? Red itu merah, Army itu pasukan. Artinya kelompok masyarakat yang masih ada benang merahnya dengan PDI Perjuangan. Bukan tentara merah ya, Pasukan merah," jelasnya.

"Di Kota Malang ada pasukan kuning itu tukang sapu, ada pasukan hijau itu tukang membetulkan taman. Ini pasukan merah, pecahan dari PDI Perjuangan," katanya.

Peni mengklaim memiliki ribuan anggota dari ranting dan anak cabang. Potensi itu yang mencoba dibangkitkan secara berlahan-lahan.

Peni menolak organisasi masyarakat (ormas) yang dipimpinnya itu dikait-kaitkan dengan komunisme. Logo bintang emas segi lima dan tulisan tentara merah dalam bahasa Inggris sama sekali tidak ada hubungannya dengan komunisme.

Walaupun logo tersebut juga dianggap kental dengan tentara merah Rusia dan China yang komunis.

PILIHAN EDITOR

(RWP) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Peristiwa
  2. Baliho Red Army
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA