Begini sesungguhnya penentuan jarak antara waktu imsak dengan kumandang adzan subuh.
Merdeka.com, Malang - Ketika bulan ramadan tiba seperti sekarang ini, ada dua waktu yang selalu diperhatikan oleh banyak orang setiap harinya. Yaitu waktu adzan maghrib serta waktu imsak. Lalu apakah sebenarnya imsak itu? Lalu bagaimanakah cara menentukan waktu imsak itu?
Secara pengertian, imsak sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu amsaka-yumsiku-imsak yang artinya menahan. Kata menahan di sini biasanya diartikan sebagai menahan dari makan dan minum serta segala hal yang membatalkan puasa. Biasanya di pagi hari, imsak ditandai dengan sirine atau pemberitahuan dari masjid bahwa sudah masuk waktu imsak. Bahkan di beberapa tempat juga ada pemberitahuan jarak waktu dengan imsak.
Istilah imsak ini sesungguhnya tidak dikenal pada masa Rasulullah SAW. Dilansir dari Merdeka.com, Ustadz Mohammad Rois menjelaskan bahwa berdasar pendapat Habib Hasan bin Ahmad bin Salim al-Kaf dinyatakan imsak (menahan) dari makanan dan minum dalam sahur itu hukumnya sunah sebelum fajar, kira-kira sepadan dengan waktunya yang dibutuhkan untuk membaca 50 ayat. Waktu untuk membaca itu biasanya berkisar antara 10 hingga 15 menit.
Walaupun pada masa Rasulullah belum ada istilah imsak, namun tradisi tersebut telah dilakukan seperti yang dijabarkan Anas RA.
"Kami telah makan sahur bersama junjungan Nabi SAW. Kemudian baginda bangun mengerjakan salat. Anas bertanya kepada Zaid berapa lama antara azan subuh dan makan sahur, Zaid menjawab sepadan dengan membaca 50 ayat,"
Saat itu Rasulullah melakukan imsak atau menahan makan dan minum hingga adzan subuh berkumandang.
"Apabila diperdengarkan imsak diharapkan kita telah berhenti bersantap sahur dan menunggu masuk subuh dengan membaca Alquran sesuai tuntunan Rasulullah," kata Ustadz Rois.