1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Ini alasan para dosen muda mengabdikan dirinya untuk mengajar

Dua dosen muda dari Malang ini ungkapkan alasan kenapa mereka membaktikan diri dan membagi ilmu mereka dengan menjadi pengajar.

Winin Maulidya Saffanah, dosen muda dari IKIP Budi Utomo. ©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Rabu, 26 Oktober 2016 05:46

Merdeka.com, Malang - Menjadi dosen di usia muda mungkin bukan hal yang bisa dicapai secara mudah oleh semua orang. Keharusan untuk menamatkan pendidikan minimal hingga jenjang magister serta keterampilan mengajar merupakan suatu hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang dosen. Namun tentu saja masih ada banyak dosen yang memulai karirnya dari usia yang terbilang cukup muda.

Winin Maulidya Saffanah dan Ardhana Reswari Diyah Putri merupakan dua orang dosen yang masih berada di usia pertengahan 20-an. Winin menjadi dosen Pendidikan Sejarah dan Sosiologi di IKIP Budi Utomo Malang sejak tahun 2015 sedangkan Ardhana memulainya setahun lebih awal yaitu pada tahun 2014 dengan mengajar di Universitas Kanjuruhan sebagai dosen Pendidikan Bahasa Indonesia.

Menjadi dosen di usia muda tentu membutuhkan kemauan yang cukup keras dan usaha yang tidak main-main. Sebelum menjadi dosen, Ardhana merupakan seorang instruktur pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), namun seperti diungkapkannya pada merdeka.com, menjadi dosen sebenarnya sudah ada di pikirannya sejak dia lulus SMA.

"Saya pernah terbersit pikiran untuk jadi dosen waktu saya lulus SMA," jelas Ardhana.

Ardhana menganggap bahwa pekerjaan menjadi guru atau dosen itu sesuai untuk perempuan. Selain itu ada satu pertimbangan lagi yang dilakukan oleh Ardhana dalam memilih pekerjaan ini yaitu risiko yang minimal dalam pemberhentiannya.

"Saya pikir tidak ada PHK dalam pekerjaan saya," terangnya.

Alasan yang cukup berbeda diungkapkan oleh Winin dalam perjalanannya menjadi seorang dosen. Sebelumnya, Winin sendiri pernah menjadi guru SMA dan mencicipi dunia jurnalistik sebagai wartawan media cetak di kota Malang. Dalam benaknya dahulu, sama sekali tidak pernah terpikir menjadi seorang dosen, namun rupanya memang pekerjaan ini disebut cocok dengan keinginannya.

"Dulu tidak pernah terpikir untuk menjadi dosen seperti ini. Saya cuma ingin pekerjaan yang bisa bertemu orang yang berbeda dan berganti-ganti," terang Winin.

Pengalaman yang dimiliki oleh Winin dalam mengajar SMA menjadi modal berharganya dalam menjadi dosen saat ini. Selain itu disiplin ilmu yang dimiliki dan diajarnya juga merupakan hal yang dia sukai dan membantunya dalam menyesuaikan diri sebagai dosen.

"Karena sosiologi lebih berdasar kasus dari kejadian nyata di sekitar jadi hal-hal sehari-hari yang terjadi di sekitar saya itu dapat menjadi bahan pelajaran," jelas Winin.

Winin juga mengaku bahwa menjadi dosen cukup berbeda dengan ketika dia masih menjadi guru SMA. Masalah perbedaan usia dan sikap antara pelajar SMA dan mahasiswa cukup membuatnya kaget ketika pertama kali menjadi dosen.

Masalah perbedaan usia pebelajar ini tidak begitu dialami oleh Ardhana. Sebelumnya, dia telah aktif menjadi pengajar BIPA sejak tahun 2010 ketika dia sedang menempuh studi sarjananya. Usia pebelajar BIPA yang cenderung sama bahkan lebih tua menjadi modal berharga baginya dalam meneruskan untuk menjadi dosen dan melakukan interaksi dengan mahasiswanya.

Bagi para dosen muda, nampaknya faktor interaksi yang cukup baik dengan mahasiswa merupakan penyebab mereka nyaman dengan pekerjaannya. Interaksi yang sering dengan mahasiswa yang usianya lebih muda ini juga merupakan salah satu hal yang membuat Ardhana nyaman dengan pekerjaannya.

"Senang menjadi dosen karena dapat berinteraksi, memahami, mengetahui perkembangan pola pikir akademik generasi muda," jelas Ardhana.

Sebagai dosen, Winin juga mengaku cukup dekat dengan mahasiswanya dan senang berinteraksi dengan mereka. Walaupun pada awal masih kadang terdapat kesulitan namun hal itu dapat dilaluinya sehingga akhirnya kini dia cukup nyaman dengan pekerjaan yang dilakoninya.

"Dengan menjadi dosen rasanya bisa berinteraksi dengan orang yang berganti-ganti lalu bisa menjelaskan mengenai hal yang sehari," jelas Winin.

Kenyamanan yang mereka dapatkan ketika menjadi dosen membuat Winin dan Ardhana sangat menyenangi pekerjaan yang mereka lakoni ini. Bahkan mereka rela untuk melakukan pekerjaan ini dalam jangka waktu yang lama dan mengabdikan diri mereka sebagai pengajar.

"InsyaAllah saya mau melakukan pekerjaan ini seumur hidup," tandas Winin.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Inspiratif
  2. Tokoh Muda
  3. Malang dalam Cerita
  4. Anak Muda
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA