Ruddy Widodo menyatakan Arema Cronus siap ikuti aturan pemerintah terkait KITAS pada pemain asing.
Merdeka.com, Malang - Arema Cronus masih belum mau berkomentar banyak terkait status empat pemain asingnya yang dicap ilegal dan tak memiliki KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas). Dilansir dari Bola.net, mereka menegaskan bahwa akan patuh dengan aturan yang dimiliki pemerintah.
"Klub-klub akan mematuhi aturan pemerintah terkait KITAS ini," ujar General Manager Arema Cronus, Ruddy Widodo.
"Kita saat ini sedang berupaya untuk mengikuti regulasi ini," sambungnya.
Sebelumnya, berdasar data yang dihimpun oleh Save Our Soccer (SOS), empat pemain asing Arema termasuk dalam daftar pemain dan pelatih asing yang tak memiliki KITAS. Padahal memiliki KITAS merupakan salah satu syarat agar pemain bisa disahkan oleh operator kompetisi, PT Gelora Trisula Semesta.
Empat pemain tersebut adalah Gustavo Giron Marulanda, Esteban Vizcarra, Goran Gancev dan Srdan Lopicic. Keempatnya masuk dan bekerja di Indonesia hanya bermodalkan visa on arrival.
"Visa on arrival itu visa turis dan berlaku 30 hari. Tidak bisa digunakan untuk bekerja. Visa kunjungan usaha itu berlaku dua bulan dan bisa diperpanjang maksimal tiga kali alias enam bulan," ujar Koordinator SOS, Akmal Marhali.
"Untuk pekerja yang kontrak satu tahun mestinya harus mengurus KITAS. Bukan mensiasati dengan visa turis atau kunjungan usaha," sambungnya.
Menurut SOS, PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS) selaku operator semestinya menjadi garda terdepan untuk mencegah penggunaan pemain dan pelatih asing ilegal demi reformasi tata kelola sepakbola nasional. Terlebih lagi syarat berupa KITAS sudah tercantum dalam regulasi dan manual ISC.
"GTS tidak bisa lepas tangan terhadap pembiaran ini. Mereka yang mengesahkan boleh tidaknya pemain dan pelatih asing berkiprah di ISC. Artinya, mereka seharusnya menegakkan aturan. Jangan sampai di putaran kedua ISC hal semacam ini masih terjadi," tandas Akmal.