1. MALANG
  2. KOMUNITAS

GuysPro, wujudkan mimpi warnai kampung Jodipan seindah Venezia

GuysPro merupakan sekelompok anak muda jurusan Ilmu Komunikasi UMM yang menggagas terciptanya Kampung warna-warni Jodipan.

©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Sabtu, 13 Agustus 2016 00:11

Merdeka.com, Malang - Belakangan ini, foto kota Malang cukup banyak bertebaran di media sosial terutama Instagram, foto tersebut rata-rata diambil di kampung Jodipan yang terletak di bantaran sungai Brantas dan tampak mencolok karena warna-warninya. Sejak bula puasa lalu, kampung warna-warni ini memang tengah naik daun dan menjadi salah satu destinasi wisata wajib ketika mengunjungi Malang.

Namun siapa sangka bahwa proyek pengecatan kampung ini ternyata bermula dari delapan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berniat menyelesaikan tugas kuliah. Berawal dari kelompok mata kuliah Public Relation 2, delapan mahasiswa dari Jurusan Ilmu Komunikasi ini adalah Nabila Firdausiyah, Dinni Anggraeni, Wahyu Fitri Aningtyas, Ahmad Wiratwan, Fahd Afdallah Ramadhan, Salis Fitria, Elmi Rukhiatun Nur Aidah, serta Ira Yulia Astutik.

Delapan anak muda yang bernama GuysPro atau Guys of Public Relation ini merupakan #PejuangMerdeka yang berhasil mengubah wajah kampung kumuh menjadi sebuah destinasi wisata yang memikat. Hasil akhir berupa Kampung Warna-warni Jodipan yang menjadi viral ini sebenarnya bukanlah hal yang mereka pikirkan sebelumnya. Bahkan mereka sama sekali tak menduga bahwa akan mengerjakan proyek tersebut.

Sesungguhnya pada mata kuliah tersebut, tugas mereka adalah melakukan praktikum dengan cara mencari klien dan menganalisis masalahnya. Hasil analisis ini kemudian akan menjadi solusi bagi klien tersebut.

Di kampung Jodipan ini sendiri, GuysPro bekerjasama dengan salah satu perusahaan cat asal Malang yaitu PT Indana. Perusahaan ini selama ini memang telah dikenal dengan salah satu lini usahanya yaitu Decofresh yang sebelumnya juga menjalankan program hampir mirip melalui Kampung Hijau Decofresh.

Nabila Firdausiyah dan Dinni Anggraeni, dua dari delapan anggota GuysPro menceritakan bahwa pada waktu itu kelompok mereka telah menyiapkan empat perusahaan yang akan menjadi klien mereka.

"Sebenarnya waktu itu temen-temen udah nyiapin empat perusahaan yang akan digarap. Indana waktu itu bukan prioritas dari kelompok  kami, namun ternyata sama dosen justru dipilih yang Indana itu," ujar Nabila.

"Sempat bingung juga sih mau ngapain, apa lagi waktu itu kami sama sekali nggak ada kontak ke sana. Coba datang tapi beberapa kali ditolak oleh resepsionis karena nggak bawa proposal, akhirnya mungkin karena kasihan, Satpam di sana ngasih nomer salah satu Marcomnya yang kemudian kami hubungi," sambungnya.

Setelah berhasil menghubungi PT Indana, GuysPro sempat kebingunan karena jadwal acara besar dari perusahaan tersebut yang masih bulan september, sedangkan tuntutan dari pihak kampus adalah menyelenggarakan kegiatan antara mei dan juni. Akhirnya diberi pilihan oleh pihak PT Indana untuk mengerjakan program CSR (corporate Social Responsibility) dan meminta mereka mencari sekolah atau kampung untuk digarap.

Karena tidak adanya batasan biaya serta kebijakan CSR perusahaan yang berupa pemberian 80 persen cat dan 20 persen uang, mereka coba memutar otak untuk mencari kampung yang tepat. Selain itu harapan mereka adalah bahwa yang dilakukan tidak hanya sekedar pengecatan namun sesuatu yang lebih dari itu.

Akhirnya kedelapan anak muda tersebut melakukan riset dan diskusi untuk mencari kampung yang akan digarap. Oleh salah satu dari asisten laboratorium di kampus, mereka disarankan untuk mencoba kampung yang berada di bantaran sungai brantas tepatnya di bagian bawah jembatan Embong Brantas.

Setelah melalui berbagai pertimbangan, dipilih wilayah RW 2 Jodipan yang terletak di sebelah selatan sungai sebagai tempat pelaksanaan program tersebut. Setelah itu mereka melakukan sejumlah riset tentang kampung tersebut dan menyusun sebuah proposal untuk pengecatan kampung.

Ternyata proposal tersebut disambut sangat baik oleh PT Indana dan langsung mengajak mereka untuk melakukan meeting dan membahas mengenai pengerjaan proyek tersebut. Akhirnya pada 22 mei 2016, pembukaan program CSR ini resmi dilaksanakan dan pengecatan sendiri dilakukan mulai 6 juni hingga 6 agustus 2016.

(RWP)
  1. Komunitas
  2. Tokoh
  3. Tokoh Muda
  4. Media Sosial
  5. Pejuang Merdeka
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA