Bripka Seladi, sang polisi yang pun sehari-hari menjadi pemulung, dukung pemerintah perangi pungli. Simak penuturannya di sini!
Merdeka.com, Malang - Bripka Seladi dikenal sebagai seorang Polantas yang sehari-hari juga bekerja sebagai pemulung, untuk mencari tambahan penghasilan. Pria yang bertugas di Satpas SIM Polres kota Malang itu selalu menolak suap dari pencari SIM yang diujinya.
"Masyarakat agar percaya pada penegak hukum. Kalau tilang ya ditilang saja," tegas Seladi, seperti dilansir dari merdeka.com.
Bripka Seladi (57) mendukung langkah Presiden Joko Widodo untuk memerangi segala bentuk pungutan liar (pungli). Semua institusi termasuk kepolisian harus bersih dari pungutan yang tidak jelas, agar masyarakat menaruh kepercayaan.
"Saya dukung Pak Jokowi (Presiden), Pak Tito (Kapolri) memerangi sekecil apapun pungli. Katanya, Rp 10 ribu pun harus diurus, saya setuju," kata Seladi menirukan ucapan Presiden Jokowi di kota Malang, Selasa (18/11).
Pimpinan kepolisian, kata Seladi, sudah memerintahkan agar tidak melakukan pungli. Tetapi kenyataannya masih saja ada yang melanggar.
"Artinya mereka (pelaku pungli) tidak mematuhi atasannya. Pimpinan tidak ada yang memerintahkan pungli. Kalau ada oknum yang main-main, itu namanya membuat sakit diri sendiri," katanya.
Seladi sehari-hari bertugas sebagai penguji SIM di Polresta Malang. Ia mengaku masih kerap mendapati seseorang yang berusaha memberinya suap. Tetapi selama ini selalu berhasil ditolak.
"Dari dulu saya sudah seperti itu (lawan pungli), sekarang muncul imbauan Presiden seperti itu. Saya dukung," katanya.
Seladi juga meminta agar masyarakat tidak biasa memberikan suap kepada penegak hukum. Masyarakat harus sadar untuk tidak menggoda aparat, yakni dengan melalui prosedur yang berlaku.