1. MALANG
  2. KABAR MALANG

dr.Mirza Elita: Tak semua penyakit metabolik punya gejala awal

Ingin terhindar dari penyakit metabolik? Ini langkah yang tepat berdasarkan saran ahli!

© 2016 merdeka.com/Siti Rutmawati. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Selasa, 23 Agustus 2016 18:17

Merdeka.com, Malang - Penyakit metabolik merupakan penyakit medis yang berkaitan dengan produksi energi di dalam sel manusia (atau hewan). Dokter spesialis Patologi Klinik Prodia Health Care, dr.Mirza Elita, Sp.Pk mengungkapkan, beberapa penyakit terkait metabolik tersebut antara lain seperti kolesterol tinggi, diabetes, dan kegemukan (obesitas).

dr.Mirza menjelaskan salah satu bahaya dari penyakit metabolik adalah tak ada gejala awal yang ditunjukkan. Gejala justru akan muncul setelah seseorang terjangkit penyakit tersebut. Dokter dr.Mirza mencontohkan salah satu penyakit metabolik adalah diabetes. Gejala diabetes justru muncul setelah seseorang mengalami kondisi lanjut, dengan kata lain pasien telah terserang diabetes pada tahap lanjut.

"Gejala diabetes justru muncul setelah kondisi lanjut. Jadi sudah ada gejala itu, berarti penyakit diabetesnya udah pada tahap lanjut. Gejala itu timbul setelah mereka sakit," ungkap dr.Mirza, saat ditemui dalam acara Grand Opening Prodia Health Care, Sabtu (20/8) lalu.

Faktor keturunan, kata dr. dr.Mirza, tak berperan 100 persen dalam penyakit metabolik. Faktor lain seperti lingkungan dan gaya hidup pun turut berperan dalam memicu penyakit tersebut. Hanya saja, masyarakat harus lebih waspada jika orang tua, atau saudara kandung pernah terserang penyakit metabolik. Memeriksakan kesehatan secara rutin adalah salah satu cara pencegahan penyakit yang paling efektif. Pasalnya, mencegah penyakit datang akan jauh lebih baik dari pada mengobati.

"Jadi, tubuh masih dalam kondisi sehat itu, tubuh harus diperiksakan sehingga apa-apa yang kurang bagus. Jadi bisa diperbaiki, sehingga bisa terhindar dari penyakit-penyakit metabolik itu tadi", saran dr. dr.Mirza.

Periode pemeriksaan kesehatan (check-up) dilakukan secara berbeda pada setiap orang, tergantung pada usia dan kondisi tubuh. Golongan usia 20-30 tahun dapat melakukan check-up 1-2 tahun sekali. Sedangkan untuk usia 30 tahun ke atas dapat melakukan check-up setiap setahun sekali.

"Usia 20-30 tahun bisa 1-2 tahun sekali. Usia 30 tahun ke atas satu kali setahun, tapi semua tergantung pada kondisinya. Kalau kondisi tubuh semuanya normal, bisa 1-2 tahun sekali. Penanganannya berbeda, tergantung kondisi pasien itu tadi," jelas Mirza.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Kesehatan
  2. Tips
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA