Kota Malang tak terancam vaksin palsu, tapi khawatir minim penggunaan vaksin pada balita.
Merdeka.com, Malang - Kabar tentang beredarnya vaksin palsu sempat meresahkan masyarakat. Namun, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Asih Tri Rachmi memastikan wilayah kerjanya masih aman dari penyebaran vaksin palsu. Asih mengaku, pihaknya langsung melakukan survei ke seluruh rumah sakit dan klinik swasta, saat kabar tentang peredaran vaksin palsu muncul.
"Hasilnya tidak ditemukan adanya vaksin palsu. Sementara ini aman. Sudah kita survei di Melati Husada dan Hermina, tidak ada vaksin palsu. Rumah sakit serta klinik di Kota Malang untuk imunisasi dasar banyak yang ambil dari Dinkes," kata Asih kepada wartawan, Rabu (29/6), seperti yang dilansir melalui merdeka.com.
Asih berpendapatbahwa permasalahan Kota Malang justru terletak pada penggunaan vaksin yang masih minim. Pasalnya, sebagian warganya masih acuh tak acuh mengantarkan anaknya ke Posyandu guna mendapatkan vaksinasi.
Dinas Kesehatan mencatat, hanya 23 kelurahan dari total 57 kelurahan yang masuk dalam kategori Universal Child Immunization (UCI) atau kelurahan dengan angka imunisasi rata dan benar.
Sejumlah kelurahan tingkat imunisasinya masih rendah. Kelurahan dengan tingkat imunisasi masih sangat rendah diantaranya kelurahan Tlogowaru, Lowokwaru, Sumbersari, Jatimulyo, Wonokoyo, Tulusrejo, Kedungkadang dan Kota Lama. Sedangkan kelurahan yang sudah masuk kategori ICU diantaranya kelurahan Tunggulwulung, Sawojajar, Madyopuro dan Lesanpuro.
salah satu faktor yang memengaruhi rendahnya angka balita terimunisasi adalah pemahaman masyarakat yang masih rendah. Sebagian besar warga lebih memilih menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah daripada membawa anak ke Posyandu.
Pelayanan posyandu di Kota Malang tergolong mudah, karena sudah bisa di dapatkan di Puskesmas dan Posyandu. Kota Malang memiliki 15 puskesmas, 1 rumah sakit bersalin dan 650 posyandu di seluruh RW.
Untuk meningkatkan penggunaan vaksin, pihaknya akan mengoptimalkan fungsi dan peran kader posyandu. Kader akan secara intensif memberikan pemahaman kepada masyarakat yang masih enggan membawa balitanya mendapatkan vaksin.