Digital content creator, membedah konsep "ide yang menjual" bersama Malang Creators dalam Coffee Inspirations #12.
Merdeka.com, Malang - Berkolaborasi dengan Malang Creators, coffee Kayoe kembali menyentil semangat berkarya muda-mudi Malang melalui Coffee Inspiration #12, Kamis (22/12). Bertajuk "How to sell your idea", Malang Creators yang diwakili trio kocak, Hennasatya, Nugraha Ady, dan Decky Ersa, berbagi cerita informatif terkait video content yang 'menjual'. Ketiganya, berbagi cerita, kiat, dan pengalaman kepada para pengunjung coffe kayoe terkait konten video yang mampu mendatangkan like dan followers.
Berbalut suasana sore yang hangat, Henna -sapaan akrab Hennasatya mengawali obrolan dengan memperkenalkan Malang Creators. Kata Henna, Malang Creators adalah wadah buat teman-teman creator di Malang, bisa dari konten musik, video maupun foto. Meskipun, sebagian besar karya yang dibuat merujuk pada video.
"Pokoknya creator yang ada di Malang, ngumpulnya di Malang Creators. Ibaratnya, komunitas untuk teman-teman creator," jelas Henna.
Memancing rasa penasaran, Decky -sapaan akrab Decky Ersa menyampaikan enam strategi utama untuk membuat konten video menjadi 'menjual' atau lebih akrab dengan istilah viral. Yakni, social currency, trigger, emotion, practical value, public, dan story. Decky mencontohkan dengan fenomena yang kini tengah hangat melanda masyarakat Indonesia, yakni "Om Telolet Om". Kata Decky, fenomena tersebut mengandung strategy social currency, atau yang disebutnya dengan istilah "getuk tular".
"Kalo strategi sosial itu, bersifat masif. Nah, misalkan, saya neh, punya om telolet om. Saya ajak dua orang, dan nanti dua orang ini ngajak yang lain juga, nah itu yang namanya social. Jadi, kayak ada contigous, getuk tular," terang Decky.
Membedah konsep 'menjual' tersebut, Ady -sapaan akrab Nugraha Ady- menjelaskan, ide menjual bukanlah bermakna ide yang yang dipertukarkan dengan duit secara langsung. Ide yang menjual, jelas Ady, adalah ketika ide yang dilontarkan bisa sampai pada market yang dituju.
"Jadi seorang creator itu, harus punya market, seharusnya. Misalkan, kayak saya dan Henna bikin video komedi tentang kehidupan anak kos, mahasiswa, dan jomblo. Tiga market ini kita sasar, gimana caranya agar video yang kami buat bisa masuk ke market yang kami sasar," terang Ady.
Melirik pada penonton yang hadir, ternyata beberapa diantaranya sengaja hadir untuk menyaksikan obrolan kocak bersama Malang Creators. Terlihat, sekelompok mahasiswa dari Universitas Brawijaya, yang juga bergelut sebagai videografer tertarik dengan informasi yang disampaikan Malang Creators. Sesi tanya jawab pun berlangsung, dengan selipan beberapa canda yang sukses mengundang tawa pengunjung yang hadir.