1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Cegah insomnia, mahasiswa UB teliti mengkudu sebagai obat tidur

Mencoba menawarkan solusi atasi insomnia dan stres, sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya ini teliti mengkudu sebagai obat tidur.

Ilustrasi Mengkudu. ©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Senin, 03 Juli 2017 19:29

Merdeka.com, Malang - Stres atau depresi memang kerapkali menjadi penyebab terjadinya susah tidur alias insomia. Rasa cemas membuat seseorang tetap terjaga di malam hari. Sedangkan, kurangnya tidur dapat memicu kondisi pikiran yang lebih kacau pada keesokan harinya.

Dilansir Psychologytoday.com, ahli psikiatri dan psikologi di University of Rochester, New York, Michael Perlis, Ph.D mengatakan, insomnia bisa menjadi petanda awal depresi. Studi yang dilakukannya menunjukkan bahwa insomnia menjadi awal episode depresi selama sekitar lima minggu.

Perlis menambahkan, susah tidur menyebabkan pengaturan dalam gerak array pada kekuatan nervous system, sehingga menyebabkan kemunculan episode depresi. Menariknya, mengobati insomnia dapat mencegah episode pertama depresi, atau minimal mencegah depresi menjadi kronis.

Penelitian tersebut setidaknya menunjukkan bahwa pentingnya bagi seseorang untuk memiliki kualitas tidur yang baik. Menyadari hal tersebut, sebuah solusi pun tengah coba ditawarkan oleh sekelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian, tim yang digawangi Adi Kuncoro, Erwin Erwin Alexander P, Sharon Thesalonca D, Shaza Nathasya S, dan Yoris Junanto ini, mencoba meneliti buah mengkudu sebagai obat tidur. Lima mahasiswa ini mencoba mengaitkan antara manfaat ekstrak mengkudu dengan fasilitasi tidur.

Morinda Citrifolia alias mengkudu merupakan jenis tanaman buah yang tak asing lagi di Indonesia. Mengandung nutrisi yang baik untuk tubuh, buah pahit ini kerap dimanfaatkan sebagai obat herbal.

Dilansir Prasetya Online Universitas Brawijaya, salah satu anggota penelitian, Adi Kuncoro menuturkan, data menunjukkan bahwa paparan stres dapat mengakibatkan kesulitan dan gangguan tidur, dan berakibat pada meningkatnya stres.

"Mengkudu memiliki zat Querecetin yang dapat mencegah pecahnya sel-sel mast di jaringan tubuh selain otak dan dapat melintasi sawar darah-otak," jelas Adi.

Penelitian ini, kata Adi, ditujukan untuk mengetahui apakah kandungan dalam ekstrak maserasi mengkudu dapat menurun. Menguji hal tersebut, tim penelitian menggunakan tikus stres yang disuntik dengan ekstrak mengkudu. Kemudian, jumlah, lokasi, dan tingkat degranulasi sel mast pada otak tikus diamati di bawah mikroskop.

"Sasaran penelitian ini menguji kemampuan Quercetin untuk mencegah pecahnya mast dan mengeksplor salah satu khasiat mengkudu sebagai obat tidur," tandasnya.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Kesehatan
  2. Universitas Brawijaya
  3. Mahasiswa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA