1. MALANG
  2. AREMANIA

Arema Cronus sebut klub wajib memberi edukasi pada suporter

Maraknya kekerasan yang terjadi antar suporter membuat Arema Cronus menyebut bahwa klub wajib memberi edukasi bagi suporter.

©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Selasa, 01 November 2016 19:03

Merdeka.com, Malang - Masih maraknya kekerasan suporter di sepakbola Indonesia menjadi sorotan bagi Arema Cronus. Dilansir dari Bola.net, mereka menilai bahwa klub masih memiliki kewajiban untuk mendidik suporter termasuk untuk menghindari kekerasan.

"Ada hubungan sinergis antara klub dan suporter. Kewajiban manajemen klub, salah satunya adalah mengedukasi dan berkomunikasi dengan suporter. Jadi harus rutin ada komunikasi dan edukasi ini," ujar General Manager Arema Cronus, Ruddy Widodo.

Ruddy juga menyebut bahwa cara paling efektif untuk meredam kekerasan antar suporter adalah dengan melibatkan suporter itu sendiri. Oleh karena itu, klub harus memiliki hubungan baik dengan suporter mereka.

"Ini yang selalu kita coba dan usahakan," tuturnya.

Sebelumnya, kekerasan suporter kembali terjadi di sepakbola Indonesia. Seorang bobotoh harus meregang nyawa karena dikeroyok jelang menyaksikan pertandingan Persib Bandung melawan Persegres Gresik United di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, sabtu (22/10).

Suporter nahas tersebut bernama Muhammad Rovi Arrahman. Remaja yang biasa dipanggil Omen itu diketahui dikeroyok puluhan orang saat melintas di jalan Raya Inspeksi Kalimalang, Cikarang Selatan, Jawa Barat. Omen dan dua rekannya dilempari batu dan helm sehingga akhirnya dia terjatuh dan terseret sekitar tujuh meter.

Setelah terjatuh, rupanya penyerang masih belum puas dan terus melakukan serangan ke Omen. Karena berbagai luka yang diperolehnya, nyawa Omen tak dapat tertolong walau sempat dilarikan ke rumah sakit.

Meninggalnya Omen menambah panjang daftar suporter yang menjadi korban karena bentrokan di sepakbola Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) SOS, Omen adalah korban nyawa ke-51 sejak Liga Indonesia digelar pada 1994/1995.

Menyikapi hal ini, Ruddy berharap agar kebencian tak terus tumbuh dan dipelihara di sepakbola Indonesia. Baginya, rivalitas cukup terjadi selama 90 menit di lapangan hijau dalam bentuk adu kreasi mendukung tim pujaannya.

"Ini yang harus terus menerus diedukasikan oleh manajemen klub ke suporter," tandasnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Aremania
  2. Kabar Arema
  3. ISC A 2016
  4. Arema Cronus
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA