1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Wawali Sutiaji hadiri Festival Padang Bulan ing Malang Lawas

Festival dolana tempo dulu diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan kembali budaya bangsa.

© 2016 merdeka.com/Istimewa. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Kamis, 19 Mei 2016 13:36

Merdeka.com, Malang - Dalam rangka melestarikan seni budaya dolanan tempo dulu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang dan Malang Creative Fusion (MCF) menggelar Festival Padang Bulan ing Malang Lawas. Festival tersebut dihelat di Taman Krida Budaya jawa Timur, 18-19 Mei.

Pembukaan acara tersebut dihadiri oleh Wakil Walikota, Sutiaji, Sekretaris Daerah Kota Malang, Ir.Cipto Wiyono dan Kepala Disbudpar Ida Ayu Made Wahyuni. Acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa kepala SKPD seperti Kepala Dinas Pendapatan, Ade Herawanto, Kepala Dinas Perhubungan, Handi Priyanto, Kepala BP2T, Indri Ardoyo, dan sederetan pejabat lainnya disamping para camat dan lurah.

Sutiaji, dalam sambutannya menyampaikan bahwa menumbuhkan dan mengembangkan kembali budaya, salah satunya melalui dolanan tempo dulu menjadi jurus jitu untuk membendung masyarakat agar tak terseret dalam arus kebarat-baratan, tanpa harus memblokir modernisasi.

"Modernisasi bisa kita terima, tapi jangan sampai ke barat-baratan, karena itu, festival ini sangat baik dan patut mendapat dukungan," ungkap Sutiaji.

Sutiaji menambahkan bahwa budaya Malangan harus bisa digali dan dieksplor kembali. Dengan begitu, generasi mendatang tidak jauh dari peninggalan nenek moyang. Bagi anak-anak, filosofi dolanan tempoe doloe sarat makna sportifitas dan gotong royong sehingga patut untuk dikembangkan, salah satunya dengan menggelar festival Padang Bulan ing Malang Lawas ini tiap tahunnya.

"Saya harap kedepan festival ini bisa lebih meriah dan ekspansi hingga luar daerah dan dunia internasional" sambungnya. 

Sutiaji juga mengingatkan bahwa keanekaragaman kuliner khas Malang harus diinventarisir dan diperkenalkan sehingga menarik minat wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara. "Karena itu saya imbau kepada Disbudpar agar bisa mengenalkan kuliner kita," tukasnya.

Sementara itu, Ida Ayu Made Wahyuni selaku Kepala Disbudpar, mengatakan bahwa ide awal penyelenggaraan festival tersebut karena adanya kepedulian Pemerintah Kota Malang terhadap budaya dolanan yang saat ini sudah memudar di kalangan anak-anak.

Ida Ayu Made Wahyuni, Kepala Disbudpar Kota Malang
© 2016 merdeka.com/Istimewa

"Saat ini anak-anak kita jadi generasi gadget, mereka asik dengan mainan mereka sendiri tanpa ada nilai sosial, sehingga kami merasa perlu menghadirkan dolanan ini kembali kepada publik," ungkap Ida Ayu.

Jika dikelola dengan baik, Ida optimis bahwa festival ini bisa berkiprah pada taraf nasional bahkan internasional. Aara ini tentunya membutuhkan dukungan seluruh stake holder dan komunitas seni yang ada. "Kalau kita serius tahun depan bisa menjadi festival yang besar dan bertaraf internasional," tegasnya.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Info Kota
  2. Pertunjukkan
  3. Sutiaji
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA