Telan tiga korban dalam sebulan, pendakian Gunung Semeru tetap di buka. Meski begitu, pihak TNBTS imbau calon pendaki pantau kesehatan diri.
Merdeka.com, Malang - Telan tiga korban dalam sebulan terakhir, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) tetap membuka jalur pendakian Gunung Semeru. Meski begitu, Kepala Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) Antong Hartadi mengimbau kepada para pendaki agar mengukur diri.
Antong tidak menyarankan pendakian jika calon pendaki berada dalam kondisi kurang sehat, sakit ataupun memiliki riwayat sakit. TNBTS sendiri menyaratkan surat keterangan sehat dari dokter untuk para pendaki. Petugas akan memeriksa surat keterangan sehat juga memeriksa barang bawaan dan bekal.
Himbauan Antong bukan tanpa alasan, secara berturut-turut Gunung Semeru telah menelan tiga korban dalam sebulan terakhir. Ketiga pendaki meninggal dunia akibat sakit dalam perjalanan menuju puncak Mahameru.
Meski tiga pendaki tewas dalam sebulan terakhir, pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) tetap membuka jalur pendakian.
"Pendakian ke Semeru tetap dibuka. Namun kami imbau para pendaki jika tidak sehat, jangan nekat mendaki," kata Antong Hartadi, Sabtu (7/10), seperti dilansir dari merdeka.com.
Korban terbaru adalah Sahat M Pasaribu (23), pendaki asal Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat. Korban yang berangkat bersama 12 orang temannya meninggal dunia karena sakit, Sabtu (8/10) sekitar pukul 00.20 WIB.
Awalnya korban mengaku masuk angin saat bermalam di Kalimati. Sakitnya semakin parah dan meninggal dunia dalam upaya penyelamatan oleh teman-temannya di Jambangan.
Tewasnya Sahat menjadi kasus ketiga dalam sebulan terakhir. Belum genap seminggu lalu, pendaki atas nama Chandra Hasan (33) juga meninggal dunia karena sakit.
Candra yang diketahui sebagai warga Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung, Jakarta Timur meninggal dunia, Senin (3/10) saat berniat melanjutkan perjalanan dari Blok Landengan Dowo sebelum shelter 1. Namun baru berjalan dua langkah, mendadak tidak sadarkan diri.
Teman korban menyelimutinya dengan sleeping bag, lantaran masih merasakan denyut nadi di tangan dan dada Chandra. Namun tidak lama berselang petugas kesehatan dari pos Ranupani memastikan Chandra sudah meninggal dunia.
Sementara itu, sekitar dua minggu sebelumnya, tepatnya Rabu (14/9) seorang pendaki juga ditemukan meninggal dunia karena sakit. Korban atas nama Zimam Arofik ditemukan meninggal dunia di Pos Kalimati.
Korban tercatat sebagai warga Jalan WR Supratman 123, RT 05/RW 12, Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Korban yang mendaki bersama enam temannya, mengeluh sakit kepala.