Polisi mengerahkan anggota untuk mengantarkan para penumpang sesuai tujuan. Truk Polres, TNI dan Bus milik Dishub Kota Malang juga dikerahkan.
Merdeka.com, Malang - Angkutan umum mikrolet atau angkutan kota (Angkot) di Kota Malang, Jawa Timur menggelar aksi mogok, Senin (20/2). Para sopir menolak beroperasi sejak pagi dan memilih memarkirkan kendaraan di sekitar Balai Kota, Stasiun Kota Baru dan di Pertigaan Talun, Klojen.
Si Biru, demikian biasa disebut, menolak mengangkut penumpang dan memilih menunggu perwakilan mereka menemui Walikota Malang. Ratusan sopir angkot menggelar demo menuntut keberadaan sejumlah angkutan berbasis online. Mereka merasa dirugikan oleh Gojek maupun taksi online yang memanfaatkan teknologi Android.
Akibat aksi mogok tersebut, para penumpang terlantar di pinggir-pinggir. Mereka yang akan beraktivitas hanya bisa berdiri menunggu jemputan anggota keluarga atau menggunakan bus sekolah yang disediakan.
"Saya tadi dari Arjosari diturunkan di dekat jembatan. Ke sini jalan, ini rencana mau ke Sukun," kata Deni warga Arjosari bersama dua anaknya di sela antre bus sekolah, Senin (20/2).
Kondisi serupa juga dialami Fahira yang mengaku kebingungan saat para sopir angkot menolak beroperasi. Gadis asal Sidoarjo itu hendak menuju kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), tempatnya kuliah.
"Biasanya naik angkot. Awalnya lihat angkot banyak tapi nggak ada yang naik. Sopirnya nggak mau jalan," katanya.
Mahasiswa Fakultas Psikologi ini juga mengaku order Gojek dan Grab, tetapi sudah tiga kali pesan tidak mendapat respons.
"Saya minta tolong teman untuk dijemput, sekarang sedang nunggu. Sebenarnya mau naik mobil polisi, tapi sudah terlanjur janjian dengan teman," katanya.
Sementara itu para penumpang yang terlantar diangkut dengan menggunakan bus sekolah dan truk polisi. Penumpang diantarkan sesuai dengan jalur yang diinginkan dengan dikawal oleh petugas.
Kabag Ops Polres Kota Malang AKP Dodot Dwiyanto mengungkapkan, pihaknya mengerahkan anggota untuk pengamanan sekaligus mengantarkan para penumpang sesuai tujuan. Truk Polres, TNI dan Bus milik Dishub Kota Malang juga dikerahkan.
"Tadi sudah ratusan yang diangkut, sekarang masih terus," kata Dodot di sela pengamanan di Alun Alun Balaikota Malang.
Dodot sendiri menerjunkan seluruh personelnya untuk pengamanan aksi para sopir angkot. Para personelnya dibantu oleh Dishub dan TNI, membantu masyarakat agar kegiatannya tetap bisa berjalan lancar.
"Anggota Polsek dan Polres turun semua, sekitar 750 personel. Tidak ada yang di kantor, ke sini semua," katanya.