1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Kisah haru Yusuf si pembuat souvenir, ingin bangkit pasca didera sakit

Sempat didera sakit membuat usaha souvenir Yusuf jatuh. Melalui 'Jumat Berkah', keluarga Yusuf mendapatkan bantuan berupa sembako dan dana usaha.

Yusuf dan Istri. ©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Senin, 13 Maret 2017 18:59

Merdeka.com, Malang - Sudah lima belas tahun Yusuf Rianto menggeluti dunia pembuatan souvenir. Sayangnya, Hepatitis yang menyerang dirinya sejak 2014 lalu, membuat usaha yang digelutinya itu gulung tikar. Biaya pengobatan yang tak sedikit, perlahan mengikis hasil jerih payahnya yang dikumpulkan sejak ia memutuskan untuk membuat souvenir secara mandiri, bersama istrinya, Margiwiyati. Meski begitu, Yusuf bertekad untuk membangun usaha kecilnya kembali. Melalui uluran tangan "Jumat Berkah" yang digagas Rumah Meneer, harapan Yusuf tampaknya menjadi selangkah lebih maju.

Yusuf bersama istri dan kedua anaknya tinggal di sebuah rumah kecil peninggalan sang mertua. Rumah yang berukuran 2x10 meter itu disekat menjadi tiga bagian, yakni kamar, ruang tengah, dan dapur yang berdekatan dengan kamar mandi. Dinding ruang tengah rumah Yusuf dipenuhi dengan pajangan contoh souvenir.

Souvenir karya Yusuf
© 2017 merdeka.com/Siti Rutmawati

Yusuf mulai menekuni dunia pembuatan souvenir sejak awal tahun 2000-an silam. Semula, ia bekerja di industri pembuatan keramik di bilangan Mbetek, kota Malang. Tak lama kemudian, ia memilih untuk keluar dari industri dan mencoba mendirikan usahanya sendiri. Meskipun, untuk menopang kebutuhan keluarga, ia pun menjalani pekerjaan lain dengan menjadi kuli serabutan.

Sempat berjalan beberapa lama, usaha souvenir Yusuf pun mulai dilirik pelanggan. Ia mulai mendapatkan banyak pesanan pembuatan souvenir. Harga tiap item souvenir yang dibuat Yusuf berkisar antara Rp 1500 hingga Rp 2000.

Lupa waktu dan tenaga, tahun 2014 Yusuf jatuh sakit. Ia didiagnosa menderita hepatitis dan harus menjalani perawatan. Semenjak saat itu, ekonomi keluarga Yusuf pun mulai goyang.

"Sakit saya hepatitis. Karena dulu saya kerja itu sampek malem-malem. Siang itu saya di bangunan (pen: kerja sebagai kuli pembangunan gedung). Kalo malem itu saya buat ini (pen: souvenir) sampek jam 12 malem jam 1, gak mikir tenaga. Langsung sakit itu," tutur Yusuf.

Saat menderita sakit, Yusuf sempat tak bisa berjalan dengan normal. Ia membutuhkan bantuan sang istri untuk berjalan. Yusuf mulai bangkit untuk sembuh lantaran mengingat ia memiliki dua orang anak yang masih kecil.

"Pikiran saya dulu itu bisa sembuh apa nggak. Tapi saya wis nomer satu saya harus sembuh, iling anak saya masih kecil-kecil," akunya.

Perlahan mulai sembuh, Yusuf mencoba kembali untuk membuat souvenir. Mengingat, usaha kecil inilah yang menjadi penopang ekonomi keluarganya. Yusuf mulai mengambil alih kembali pembuatan souvenir yang sempat digantikan istrinya selama dirinya sakit.

Saat tak ada panggilan untuk bekerja di bangunan, ia memilih menjajakan souvenir dengan berkeliling. Menyusuri jalanan kota Malang dengan berjalan kaki, Yusuf menghampiri titik-titik keramaian di kota Malang, dan tak jarang menawarkan dagangannya di toko-toko yang dilewati.

"Kalo souvenir ini sepi, saya masih bisa keliling-keliling gitu. Ya pertama, supaya ada pasaran keliling dulu. Kelilingnya masih di kota Malang ini saja, ke pasar besar, kalo ada toko pasti saya tawarin," ungkapnya.

Bantuan Jumat Berkah dari Rumah Meneer
© 2017 merdeka.com/Siti Rutmawati

Kondisi keluarga Yusuf tersebut menjadi alasan kuat bagi Rumah Meneer memberikan uluran tangannya melalui program "Jumat Berkah". Sebelumnya, pada Jumat (10/3), Rumah Meneer meluncurkan program Jumat Berkah dengan memberikan 100 persen omset penjualan pada hari itu kepada keluarga yang membutuhkan.

Melalui rekomendasi Ustadz Reza, tetangga dekat keluarga Yusuf, Rumah Meneer menyerahkan bantuan berupa sembako dan dana usaha. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh perwakilan Rumah Meneer didampingi Ustadz Reza di kediaman Yusuf, di kampung Bareng, kota Malang, Minggu (12/3).

"Keluarga Yusuf jadi keluarga pertama yang kita bantu lewat Jumat Berkah. Bantuannya dari 100 persen omset kita (pen: Rumah Meneer) pas hari Jumat kemarin. Bantuannya berupa sembako dan sejumlah uang buat modal," terang pemilik Rumah Meneer, Bondan Nurtjahjono.

Rumah keluarga Yusuf di Bareng
© 2017 merdeka.com/Siti Rutmawati

Berkat bantuan Ustadz Reza yang biasa mengisi pengajian di Rumah Meneer, Bondan tidak kesulitan menemukan keluarga yang berhak menerima bantuan tersebut. Ustadz Reza sendiri merupakan tetangga dekat Yusuf. Rumah Yusuf tepat berada di samping rumah Ustadz Reza. Oleh karena itu, Ustadz Reza sangat memahami kondisi keluarga Yusuf.

Program Jumat Berkah masih akan berlanjut sebagai perpanjangan uluran tangan pelanggan Rumah Meneer kepada sesama yang membutuhkan. Jumat Berkah sendiri merupakan program sosial yang digagas Rumah Meneer dengan menyumbangkan seluruh omset penjualan yang didapatkan pada hari Jumat kepada pihak yang membutuhkan.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Sosial
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA