1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Kubu Jokowi nilai hoaks di Pilpres sudah akut

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebut berita hoaks atau bohong dalam Pilpres sudah pada tahapan akut.

©2018 Merdeka.com Editor : Rizky Wahyu Permana | Contributor : Darmadi Sasongko | Senin, 22 Oktober 2018 16:41

Merdeka.com, Malang - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebut berita hoaks atau bohong dalam Pilpres sudah pada tahapan akut. Sehingga polisi harus bekerja keras menangani kejahatan berita hoaks yang memang dapat menimbulkan dampak serius.

"Sudah tingkat akut ini, di tingkat Pilpres. Karena seorang tim kampanye nasional sekaliber Ratna Sarumpaet yang menurut sebagian masyarakat kita tokoh pejuang HAM, pejuang demokrasi dengan sadar membohongi publik, membohongi satu negara dalam kapasitas sebagai salah satu anggota tim sukses Pak Prabowo," kata Ahmad Basarah di Kota Malang, Kamis (19/10).

Karena tingkatannya yang sudah demikian, Basarah menilai cara penanganan hoaks harus dengan cara-cara luar biasa. Polisi sudah harus menetapkan kejahatan hoaks tersebut sebagai ekstra ordinary crime atau kejahatan luar biasa.

Polisi juga harus bekerja keras mengatasi kejahatan yang sudah terstruktur, sistematis oleh siapapun tanpa terkecuali. Karena dampaknya yang membahayakan keutuhan bangsa Indonesia.

"Karena dampaknya bisa menghancurkan bangsa, fitnah yang membohongi rakyat bisa menghancurkan bangsa," tegasnya.

Basarah juga mengatakan hoaks merupakan bagian dari black campaign atau kampanye hitam yang tidak berdasarkan fakta, basisnya fitnah dan propaganda. Karena sebagai alat kampanye hitam, nantinya bisa digunakan menjatuhkan kompetitiornya.

"Nah sekarang peserta Pemilu mau menggunakan itu tidak? Itu kembali kepada sikap kenegarawaan peserta Pemilu. Jika ia perlu menang dengan segala cara maka dia akan pakai alat propaganda itu. Artinya menghalalkan sebuah tindakan fitnah dilakukan demi kemenangan," jelasnya.

Jelas berdasarkan undang-undang dilarang melakukan kampanye hitam. Tetapi kembali kepada orang dan tim sukses masing-masing. Jika merasa ingin menang dengan segala cara bisa saja tetap dilakukan.

Sehingga memang kembali pada sikap dan kenegarawanan masing-masing, baik Capres-Cawapres, maupun tim sukses. Karena alat mau dipakai atau tidak sangat tergantung usernya.

"Karena alat ini (hoaks) dianggap berguna bagi peserta Pemilu yang ingin menang instan. Cara money politik, hoaks, black campaign dan isu saya," tegasnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Politik
  2. Pemilu 2019
  3. Pilpres 2019
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA