Peringati Hari Pendidikan Nasional, kota Malang akan terus meningkatkan kualitas pendidikan, apalagi dengan predikatnya sebagai Kota Pendidikan.
Merdeka.com, Malang - Kota Malang akan terus meningkatkan kualitas pendidikan, apalagi dengan predikatnya sebagai Kota Pendidikan. Pendidikan yang berkualitas dan bermutu tinggi menjadi kontribusi bagi masa depan Bangsa dan Negara.
Walikota Malang, Mochammad Anton menyatakan, lewat momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diharapkan dapat menjadi pemacu suksesnya pembangunan pendidikan di tengah persoalan yang masih harus dihadapi.
"Sebagai Kota Pendidikan, Malang akan terus membangun sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka pemerataan pendidikan ke seluruh wilayah, sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan yang telah ada," tegas Abah Anton dalam peringatan Hardiknas, Selasa (2/4).
Hardiknas mengambil tema Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas. Tema tersebut berkaitan erat dengan fenomena dunia yang berubah sangat cepat dan menuntut kualitas semakin tinggi.
Perlu peresapan dan perenungan tema tersebut, kemudian diwujudkan bersama-sama oleh elemen pendidikan di Kota Malang.
Seluruh lapisan masyarakat harus dapat menjangkau layanan pendidikan yang berkualitas. Lewat pendidikan berkualitas yang merata, maka ikhtiar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 dapat dijalankan dan terwujud.
Abah Anton, dalam peringatan tersebut juga membacakan pesan dan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan RI, Muhadjir Effendy.
Menteri Muhadjir Effendy dalam sambutannya mengatakan, peringatan Hardiknas tidak lepas dari sosok Ki Hadjar Dewantara. Beberapa pandangan sikap yang patut menjadi perenungan di antara Panca Dharma yaitu pendidikan perlu beralaskan lima dasar yaitu kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan.
Pandangan selanjutnya adalah Kon-3 yaitu penyelenggaraan pendidikan harus berdasarkan asas kontinuitas, konvergensi dan konsentris. Proses pendidikan perlu berkelanjutan, terpadu, dan berakar di bumi tempat dilangsungkannya proses pendidikan.
Pesan ketiga yakni Tri Pusat Pendidikan, bahwa pendidikan hendaklah berlangsung di tiga lingkungan yang dikenal tripusat, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiganya harus saling berhubungan simbiotis dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Gagasan pemikiran dan prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara menjadi dasar visi Presiden Joko Widodo.
Pendidikan masa depan Indonesia, disampaikan dalam sambutan tersebut, sangat ditentukan generasi peserta didik masa kini. Yaitu, peserta didik yang memiliki karakter atau budi pekerti yang kuat, serta menguasai berbagai bidang ketrampilan hidup, vokasi dan profesi abad 21.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pemerintah bersiap melakukan reformasi pendidikan nasional baik pada tataran konseptual maupun manajerial.
Pada tataran konseptual, sekarang sedang diupayakan agar karakter kembali menjadi pondasi dan ruh pendidikan nasional. Untuk itu pembentukan karakter harus dimulai dan menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar (basic education).
Kemudian untuk jenjang pendidikan lebih lanjut harus kondusif bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin.
Memungkinkan peserta didik membekali dirinya dengan keterampilan dan keahlian yang berdaya kompetisi tinggi dan dibutuhkan dunia pada abad 21. Hanya dengan karakter kuat dan kemampuan berdaya saing tinggi, peserta didik masa kini akan sanggup membawa bangsa Indonesia berdiri dengan tegak di antara bangsa-bangsa maju lain di masa yang akan datang.