Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah yusuf, membuka Pelatihan Dasar fasilitator Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
Merdeka.com, Malang - Pada kamis (11/8) bertempat di Ijen Suite Hotel dan Converence telah dilaksanakan pembukaan Pelatihan Dasar Fasilitator Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Timur. Kegiatan yang akan digelar sebanyak 2 gelombang tersebut diikuti oleh 1198 fasilitator se Jawa Timur dan dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf. Pada kegiatan tersebut hadir pula Wakil Walikota Malang, Drs. H. Sutiaji.
Pada pelaksanaan Program KOTAKU, peran pemerintah kota/kabupaten sangat strategis dan penting sebagai pengendali program di wilayahnya. Karena pemerintah kabupaten/kota berperan sebagai regulator yang mengakomodasi berbagai aspirasi pelaku pembangunan permukiman dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah daerah juga memfasilitasi masyarakat untuk berperan aktif dalam melaksanakan penanganan permukiman kumuh skala lingkungan di wilayahnya.
Peran lainnya adalah membangun kolaborasi antar pelaku, program dan pendanaan untuk percepatan penanganan kumuh perkotaan. Hal ini dilakukan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, pemanfaatan, pemeliharaan dan keberlanjutan. Selain itu terdapat tujuan lain untuk membangun atau menguatkan peran kelembagaan daerah dalam penanganan kumuh, yaitu Kelompok Kerja (Pokja) Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).
“Salah satu peran Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan penanganan permukiman kumuh perkotaan adalah melibatkan peran aktif masyarakat dalam upaya mensinergikan penanganan permukiman kumuh skala kota atau kawasan dan skala lingkungan,” ujar Gus Ipul.
Program KOTAKU merupakan upaya strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dan memperkuat peran Pemerintah Daerah dalam percepatan penanganan kawasan kumuh dan mendukung gerakan 100-0-100 di perkotaan pada 2016-2020.
Sementara itu, menurut Sutiaji, kota Malang merupakan salah satu kota yang menjadi pilot project pelaksanaan gerakan 100-0-100, sehingga tidaklah salah jika pelatihan ini dilaksanakan di Kota Malang.